Permintaan Donor Plasma Konvalesen Meningkat, Begini Tanggapan PMI Kota Bandung

BANDUNG – Sejak diperkenalkannnya donor plasma konvalesen sebagai salah satu cara terapi baru dalam proses penyembuhan pasien Covid-19, plasma konvalesen kini menjadi salah satu pengobatan yang paling dicari warga Kota Bandung yang terinfeksi Covid-19

Hal tersebut membuat permintaan akan plasma konvalesen kian hari semakin meningkat. Kendati demikian, pihak PMI Kota Bandung mengaku, mengalami kendala terkait dengan meningkatnya permintaan tersebut.

Kepala Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Kota Bandung, Uke Muktimanah mengungkapkan, berbeda dengan donor darah yang biasa, kendala plasma konvalesen terletak pada pencarian dari seorang mantan penyintas Covid-19.

“Nah penyintas-nya itu harus yang sudah sembuh dan ada batasan waktunya juga. Jadi si penyintas harus tiga bulan karena diharapkan titer antibodynya tinggi,” ujarnya  saat diwawancarai di Kantor PMI Kota Bandung Jalan Aceh, Senin (24/05).

Pasalnya, lanjut Dokter Uke, untuk mendapatkan calon pendonor plasma konvalesen tersebut tidak boleh sembarang orang.

“Imunnya tinggi itu yang bisa jadi donor plasma konvalesen, biasanya harus ada yang pernah bergejala. Kalau misalnya OTG (Orang Tanpa Gejala) aja, gak ada titer-nya. Sedangkan kita tujuan terapi itu harus diberikan pada pasien itu yang titernya melebihi standar yang sudah ditetapkan,” katanya.

Dokter Uke menjelaskan saat ini meningkatnya permintaan plasma konvalesen juga diakibatkan karena kebijakan rumah sakit yang menjadikan plasma konvalesen sebagai pengobatan alternatif.

Hal ini berkaitan dengan munculnya kasus orang yang positif Covid-19 meskipun telah 2 kali menerima dosis vaksin.

“Sehingga kalau dulu  itu hanya diberikan karena masih penelitian dan diberikan pada pasien yang berat, makin ke sini bisa oleh pasien sedang. Sekarang itu ada kebijakan baru lagi, yang datang dengan gejala, yasudah, akhirnya coba dengan plasma konvaselen dan akhirnya cukup signifikan, karena sekarang juga ternyata yang sudah divaksin 2 kali masih bisa positif,” jelasnya.

Adapun menurut kajian PMI Kota Bandung permintaan plasma konvaselen dari awal tahun meningkat. “Sampai saat ini mungkin di atas 1.700 yang meminta darah yang sudah keluar dari labunya,” sambungnya. (nis)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan