Mayoritas Warga Indonesia Sudah Melek Digital, Etikanya yang Kurang

BANDUNG – Meski belum maksimal dalam pemanfaatan dan kecepatan akses internet, negara Indonesia dinilai sudah cukup melek tentang dunia digital.

Khusus Provinsi Jawa Barat, melalui Gubernur Ridwan Kamil mengusung misi untuk menjadi digital province. Berbagai inovasi dan program dilakukan dan dikembangkan secara digital untuk mencapai target tersebut. Bahkan sampai ke daerah atau desa terpencil secara bertahap berubah menjadi desa digital.

Hal tersebut selaras dengan program baru yang diluncurkan pemerintah pusat yang hari ini resmi menjalankan “Indonesia Makin Cakap Digital”.

Dalam peresmian di regional Jawa Barat yang dilaksanakan di Hotel Aryaduta, Kota Bandung, Kamis (20/5) Ridwan Kamil ingin program tersebut bisa bermanfaat dengan baik bagi masyarakat, khususnya cara beretika di dunia digital.

Melalui sebuah survei yang dilakukan Microsoft beberapa waktu lalu mengenai “Digital Civility Index” (DCI), Indonesia menempati peringkat ke 29 dari 32 negara yang disurvei, sekaligus negara dengan etika kesopanan internet terburuk di Asia Tenggara.

“Jangan terlalu bangga. Kita juara se-ASEAN sebagai netizen terjulid ini terjadi karena mental yang belum siap bertemu dengan teknologi yang terlalu cepat,” ujar Ridwan Kamil.

Program Edukasi Digital

Dengan adanya program edukasi bagi masyarakat tentang literasi digital, diharapkan mampu mengubah pola pikir dan mental masyarakat Indonesia agar bijak berkonten.

“Di Indonesia itu sudah hampir mayoritas melek secara digital dari sisi aksesnya ya. Tapi kalo dari etikanya kita masih buruk, makanya harus diperbaiki digital ethic,” lanjutnya.

Ia juga mencontohkan salah satu momen viral di platform aplikasi video yang menampilkan seorang pelajar membuat konten menghina Palestina. Hingga akhirnya pelajar tersebut dikeluarkan dari sekolah.

“Konten-konten Tiktok menghina Palestina. Ketangkep nangis-nangis minta maaf, bikin surat pake materai, udah banyak yang kaya gitu, tidak sopan dalam digital. Pas ketangkep baru ketahuan lakunya,” cetusnya.

Ia juga mengingatkan kepada masyarakat untuk lebih baik menahan diri daripada memaksakan membuat konten tapi tidak sesuai etika.

“Saya selalu sampaikan ke anak-anak, bicara yang baik atau diam. Itu hadits nabi. Tapi kalau dalam kehidupan digital, postinglah yang positif atau tahan,” tegas Ridwan Kamil. (MG7)

Tinggalkan Balasan