BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menegaskan segala jenis mudik dilarang termasuk aktivitas di wilayah aglomerasi.
“Jadi aglomerasi itu diizinkan hanya kegiatan produktivitas. Orang tinggal di Cimahi kerja di Bandung tidak akan dirazia, tidak akan disekat. Tapi tidak boleh dijadikan alasan untuk mudik,” tegas Emil sapaannya saat ditemui usai rapat koordinasi di Makodam III Siliwangi, Jumat (7/5).
Emil mengatakan guna mengetahui pengendara hendak mudik atau berkegiatan di wilayah aglomerasi, petugas gabungan nantinya akan memilah. Pengendara yang terlihat hendak mudik atau terbukti akan mudik itu bakalan dipulangkan.
“Jadi kami dari satgas akan melakukan upaya juga memilah mana yang terlihat beberengkes, kira-kira begitu. Mau mudik kira larang,” tuturnya.
“Mudik intinya dilarang, tidak ada istilah mudik lokal. Kita koreksi, semua jenis mudik di aglomerasi, inter-aglomerasi, inter-kota, inter-provinsi juga dilarang,” kata Emil menambahkan.
Dalam kesempatan itu, Emil juga menyampaikan jika saat ini sudah ada 22 ribu kendaraan yang berhasil diputarbalikkan selama dua hari dalam penyekatan kendaraan saat pelarangan mudik sudah dimulai di Jabar.
“Per hari ini Polda Jawa Barat memutarbalikkan 11 ribu kendaraan. Selama dua hari terakhir sudah 22 ribu yang diputar balik karena ketahuan curi-curi mudik dari total dua hari 64 ribu kendaraan yang dirazia atau diperiksa,” paparnya.
Berdasarkan laporan dari Kapolda Jabar Irjen Ahmad Dofiri, kata dia, Jabar termasuk terbesar dalam jumlah titik penyekatan di seluruh Indonesia. Total ada 158 titik penyekatan baik di tol, jalur nasional maupun arteri.
“Penyekatan tadi pak kapolda sudah melaporkan, dari 300-an penyekatan se-Republik Indonesia, setengahnya itu ada di Jawa Barat. Terdiri dari 20-an penyekatan di jalan tol, nasional sisanya 130-an di jalan lokal arteri melibatkan polsek terkait,” kata Emil.
Akibat adanya penyekatan ini, jelas dia, laporan dari lapangan kondisi arus lalu lintas di Jabar lengang. Pihaknya pun meminta agar masyarakat tak nekat mudik saat adanya pelarangan ini.
“Nggak usah menyiasati, nanti cape sendiri, semua potensi yang ke arah zona mudik itu ditutup. Contohnya paling rame Priangan ke arah Tasik, Garut sudah dilakukan penyekatan yang luar biasa,” tutur Emil.