Oleh Drs.H Karsidi Diningrat M.Ag
Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SGD Bandung
Mantan Ketua PW Al Washliyah Jawa Barat
ALLAH Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman: “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberikan peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu menjaga dirinya.
” (QS. At-Taubah, 9:122).
Dan dalam firman-Nya yang lain dinyatakan, “Allah mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu, dan orang-orang yang telah diberi ilmu, beberapa derajat.”
(QS. 58:11).
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda, “Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodakoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.”
(HR. Ar-Rabii’).
Dan dalam hadits yang lain dinyatakan, “Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim baik muslimin maupun muslimat).” (HR. Ibnu Majah).
Juga dalam hadist yang lain dinyatakan, “Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim, sesungguhnya orang yang menuntut ilmu itu dimintakan ampunan baginya oleh semua makhluk hingga ikan-ikan yang ada di laut.”
(HR. Abdul Barr melalui Anas r.a.).
Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Menuntut ilmu agama hukumnya fardhu ‘ain; sedangkan menuntut ilmu yang menyangkut kemashlahatan umum, hukumnya fardhu kifayah.
Segala sesuatu ikut mendoakan orang yang sedang menuntut ilmu dan memintakan ampun kepada Allah untuknya sehingga semua ikan yang ada di laut pun memohonkan ampunan baginya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda,
“Orang yang paling menyesal di hari kiamat adalah seseorang yang mendapat kesempatan untuk mencari ilmu (agama) ketika hidup di dunia tetapi ia tidak mau mencarinya, dan seseorang yang mengajarkan ilmu (agama) lalu yang diajarnya memanfaatkan (mengamalkan)nya sedangkan dia sendiri tidak.”
(HR. Ibnu Asakir melalui Anas. R.a.)
Kelak di hari kiamat orang yang paling kecewa adalah orang yang menyia-nyiakan umurnya tanpa mencari ilmu agama, padahal kesempatan sudah terpenuhi baginya.