Metode Hisab dan Rukyat untuk Menentukan Idulfitri

Ia menambahkan, dalam rangka menyamakan waktu salat dan arah kiblat, untuk masjid Raya, Pondok Pesantren, serta Masjid Pemerintah Daerah, sudah mengalami pengecekan dan sudah sesuai mendekati arah sebenarnya. Begitu pula Kota Kabupaten di Jawa Barat sudah mendapat sosialisasi terkait jadwal salat, sehingga sudah ada kesamaan.

Kriteria Menentukan Awal Bulan Hijriah

Dalam menentukan awal bulan, terutama Ramadan, Badan Hisab Rukyat (BHR) rutin melakukan Rukyatul Hilal Bil Fi’li, yaitu melihat hilal secara langsung dengan ketinggian hilal minimal 2 derajat. Kegiatan ini juga merupakan program pemerintah dalam memfasilitasi ibadah umat Islam.

“Pelaksanaan Rukyatul hilal pada 29 Ramadan agar menentukan apakah besok masih puasa atau tidak. Tanggal 11 (Mei) akan datang ke lokasi untuk melihat hilal di bawah 0 derajat. Selasa 11 (Mei) nanti akan melihat apakah akan terlihat hilal. Membuktikan ketidakterlihatan hilal,”terangnya.

Terdapat beberapa kriteria yang menjadi acuan dalam penentuan awal bulan. Pertama yaitu Ru’yatul hilal (Bil Fi’li) yaitu melihat hilal secara langsung.

Kedua, Wujudul Hilal (Ijtima qoblal ghuruib). Konjungsi atau ijtima sebelum tenggelamnya matahari dengan dua syarat; konjungsi telah terjadi sebelum matahari terbenam dan bulan tenggelam setelah matahari. Wujudul hilal menjadi landasan ulama Muhammadiyah.

“Muhammadiyah dengan menggunakan wujudul hilal. Apabila hilal sudah mencapai 0 derajat sekian menit itu sudah dikatakan bulan telah ada,”tuturnya.

Ketiga, kriteria Imkan al Rukyat. Hilal dianggap terlihat dengan syarat ketika matahari terbenam, ketinggian bulan di atas horison tidak kurang dari 2 derajat. Serta jarak lengkung bulan matahari (sudut elongasi) tidak kurang dari 3 derajat, dan umur bulan tidak kurang dari 8 jam. Kriteria inilah yang menjadi landasan Nahdlatul Ulama dan Pemerintah Indonesia. Kriteria ini juga menjadi kesepakatan negara Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam Indonesia Malaysia Singapura (MABIMS).

Meskipun menggunakan kriteria yang berbeda, Encup meyakini bahwa Idulfitri tahun ini akan ada kebersamaan jadwal.

“Namun nanti tanggal 29 Ramadhan posisi hilal masih di bawah ufuk, dan seyakin-yakinnya Muhammadiyah baik NU maupun ulama lain itu ada kebersamaan,”ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan