Insentif Nakes Tak Kunjung Tiba.

“Kita disini modal sindiri. Kasian yang dari luar kota. Bahkan luar pulau. Kasiankan kepada mereka, apalagi menjadi tulang punggung juga. Tolong lah rasa ibanya untuk atasan-atasan terhadap kami. Kami tidak minta apapun. Cuman minta hak kami,” cetusnya.

“Disini kita abu-abu banget. Bingung, mau pulang malu karena tidak dapat apapun. Masa pulang dengan tangan kosong. Malahan ninggalin hutang untuk biaya hidup di sini,” imbuhnya.

Mengenai insentif tidak kunjung cair. Relawan asal Kabupaten Sumedang ini tidak mengetahui. Bahkan dirinya pun mempertanyakan kendalanya.

“Saya tidak tau kendalanya ada dimana, sampai kita belum mendapat insentif sampai detik ini. Karena bapak Menteri bilang tanggal 12 itu mulai di salurkan. Kalau tidak boleh lapor ke saya, kata pak Menteri. Nah saya binggung kan, kalau mau lapor ke bapak Menteri saya harus kemana?,” tanyanya.

Ia pun mengaku pun mentok disini. Padahal dari segi relawan itu tidak ada forum. Sebab masuk secara mandiri, tanpa ada perjanjian jiga sebetulnya. Namun diberikan dikasih surat tugas.

“Surat tugas yang dikeluarkan RSHS ditembuskan ke pihak Kemenkes. Makannya saya tidak tahu nih alurnya sejauh mana untuk masalah insentif ini. Katanya masih dalam tahap verifikasi BPKP,” ungkapnya.

“Itu dari awal bulan terus saja verifikasi, kok gak selesai-selesai. Memang seribet apa sih verifikasi itu sampai kita betul-betul belum dapat ATM,” tambahnya.

Padahal, terang dia, Wisma Atlet, Patmawati pun sudah cair. Dirinya pun mendengar kabar di daerah Bandung pun sudah. Bail rumah sakit yang ada relawannya maupun tidak.

“Anehnya pihak RSHS berkata jangan samakan kami rumah sakit lain. Karena tidak ada relawan. Tapi apa bedanya relawan dengan nakes? Karena semua dana dari Kemenkes tidak ada yang dibeda-bedakan. Kita tuh terasa tersisih sebagai relawan disini,” pungkansya. (erwin)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan