Dinantikan Puluhan Tahun, Ini Sosok Sulinggih Baru di Kota Cimahi 

“Namanya Diksa Pariksan, setelah proses itu selesai ada istilah mejaruman. Sebelum itu ada pegat sembah. Selesai pegat sembah, pada hari itu juga malam harinya ada prosesi amati raga,” jelasnya.

Setelah itu Nabe diberikan kepercayaan untuk membimbing dan menuntun Sulinggih, sebagaimana mekanisme aguron-guron sampai para diksita memiliki kemampuan dan kecakapan untuk ngelarang sasana kawikon.

“Sehingga kepadanya diberikan hak Ngeloka Palasraya setelah Ngelinggihang Weda,” kata Nyoman.

Ada beberapa pantangan setelah menjadi Sulinggih, yakni tidak dibenarkan untuk bekerja. Sebab, dikhawatirkan pekerjaannya bisa mengganggu pelayanan pada umat.

“Di dalam aturan Kesulinggihan, tidak dibenarkan bekerja. Jadi harus melayani umat karena khawatirnya mereka bersentuhan dengan hukum. Tersandung hukum juga bisa membatalkan mereka jadi sulinggih. Tapi ada satu catatan Diksa istri boleh bekerja karena dia itu kan guru yang mencerdaskan umat,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan