PURWAKARTA-Kebijakan pemerintah berupa larangan mudik pada lebaran tahun ini dikeluhkan para pelaku usaha transportasi. Betapa tidak, momen untuk meraup keuntungan, bonus, hingga berkah dari para pemudik pada akhirnya pupus.
Kondisi ini tak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Artinya, para pelaku usaha transportasi sudah kehilangan momen mudik lebaran dalam dua tahun ini. Padahal, mereka sangat mengharapkan jika di tahun ini tak ada larangan mudik.
“Mudah-mudahan jangan terjadi atau dicabut (larangan mudik). Soalnya, tahun kemarin saja ada setengah bulan kami nganggur di rumah. Enggak punya penghasilan, repot,” ujar Hidayat, Sopir Bus Primajasa Jurusan Garut-Bekasi saat ditemui di Terminal Ciganea, Purwakarta, Rabu (14/4).
Hidayat menegaskan, dirinya mewakili sopir bus angkutan lainnya berharap, jika masa libur lebaran nanti tetap bisa beroperasi, membawa bus dan mengangkut penumpang. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
“Penginnya sih tetap beroperasi, ada pemasukan, penumpang juga bisa mudik semua. Kami siap menerapkan protokol kesehatan sesuai aturan,” katanya menyampaikan harapannya.
Hal senada dikatakan Adi Sudrajat pengurus Perusahaan Otobus (PO) Primajasa. Adi mengatakan akan mengikuti aturan dan perintah yang diberlakukan di kantornya.
“Saya mah gimana kantor saja, tapi kalau secara pribadi ini merugikan karena imbasnya saya akan diliburkan. Kalau seperti itu, nggak akan ada penghasilan. Padahal saat ini kondisi penumpang normal, enggak ada kendala,” ucap Adi.(add/sep)