DALLAS – Seorang warga negara Indonesia (WNI) atas nama Rudy Kurniawan,44, dideportasi dari Amerika Serikat. Rudy dipulangkan Bea Cukai dan Penegakan Imigrasi (ICE) AS setelah menjalani hukuman penjara selama tujuh tahun.
Rudy tinggal secara ilegal di AS selama bertahun-tahun dan memalsukan wine. Dia adalah orang pertama di AS yang diadili dan dihukum karena menjual anggur palsu.
’’Dia adalah ancaman keamanan publik karena kejahatannya yang sangat parah,’’ bunyi pernyataan ICE Selasa (13/4) seperti dikutip Associated Press.
Pria dengan nama lahir Zhen Wang Huang itu dideportasi pekan lalu. Dia naik penerbangan komersial dari Bandara Internasional Fort Worth, Dallas, menuju Jakarta. New York Post November lalu melaporkan bahwa Rudy tak mau diberi tiket gratis untuk proses deportasinya. Dia takut diberi kursi yang terburuk. Karena itu, dia mengajukan diri membeli sendiri tiket first class untuk kepulangannya.
Rudy terbilang fenomenal, tapi dalam kisah yang buruk. Kisah penipuannya sampai masuk film dokumenter Netflix pada 2016. Judulnya Sour Grapes. Maret tahun lalu, sepak terjangnya juga diunggah di serial kriminal The Con milik ABC.
Rudy datang ke AS dengan visa pelajar pada 1990-an. Dia mencoba mencari suaka politik, tapi tidak berhasil. Pada 2003, dia diminta untuk meninggalkan AS secara sukarela. Tapi, Rudy diam-diam memilih tinggal secara ilegal. Pada tahun yang sama, dia mulai membeli dan menjual anggur langka.
Dia mulai menggelar acara pencicipan anggur secara personal untuk menarik para kolektor. Rudy mengaku punya uang untuk membeli deretan wine langka tersebut karena keluarganya sukses dalam bisnis. Versi Associated Press, keluarganya di Indonesia adalah distributor bir.
Rudy mulai terkenal di kalangan kolektor anggur karena kemampuannya. Dia dijuluki Dr Conti karena kecintaannya pada wine Burgundy dari Domaine de la Romanée-Conti. Rudy mulai menjual dan melelang koleksi anggurnya dengan harga yang fantastis. Namun, anggur tua kian sulit didapat. Rudy pun memutuskan untuk membuat sendiri.
Rudy mengoplos anggur di dapur rumahnya di Arcadia, California. Dia mencampur wine tua dari Prancis dengan wine baru dari AS yang berasal dari varietas anggur yang sama. Dia memakai botol-botol bekas miliknya dan melabeli ulang. Dia berhasil membodohi kritikus anggur dan para kolektor. Pengusaha realestat Michael Fascitelli bahkan membeli Burgundy, Romanee-Conti, vintage 1971 dengan harga USD 85 ribu atau setara Rp 1,2 miliar. Itu mungkin wine palsu termahal yang pernah terjual. Pengusaha William Koch bahkan membayar USD 2,1 juta (Rp 30,68 miliar) untuk membeli 219 anggur yang ternyata palsu.