Yang dimaksud dengan nafsu syahwat bukanlah nafsu syahwat yang dilarang oleh Allah Swt., melainkan syahwat yang diperbolehkan seperti menggauli istrinya.
Dan Alquran mengatakan, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah mencegahnya dari tidur di malam hari, karena itu izinkanlah aku untuk memberi syafaat kepadanya.”
Makna yang dimaksud ialah, bahwa ketika semua orang sedang lelap dalam tidurnya, ia bangun dari tidurnya, lalu membaca al-Qur’an, atau melakukan shalatul lail seraya membaca al-Quran di dalamnya, kemudian ia tidak melanjutkan tidurnya.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Barang siapa shalat (sunat) di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala Allah, maka dosa-dosanya yang terdahulu diampuni.” (HR. Bukhari).
Dan dalam hadits lain disebutkan, “Semoga Allah menghinakan seseorang yang memasuki bulan Ramadhan kemudian ia keluar dari bulan Ramadhan sebelum Allah mengampuni.” Dan dalam hadits yang lain “ketika Rasulullah Saw. menaiki mimbar untuk (berkhutbah). Ketika menginjak anak tangga (tingkat) ketiga … Kemudian Malaikat berkata lagi, “Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan (hidup) pada bulan Ramadhan tetapi tidak terampuni dosa-dosanya.” Lalu aku mengucapkan Aamin.”
Dan alangkah ruginya seseorang yang mengerjakan puasa bulan Ramadhan, tetapi setelah bulan Ramadhan lewat ia masih belum diampuni dari dosa-dosanya. Dikatakan demikian karena ibadah puasa yang dikerjakannya itu dipenuhi oleh hal-hal yang mengeruhkannya hingga pahalanya tidak ada, yang ia dapati hanyalah rasa lapar dan rasa dahaga saja.
Hadits ini mengutamakan pada malam di bulan Ramadhan di sunahkan melaksanakan shalatul lail.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Carilah Lailatul Qadar dalam malam yang ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Syaikhan).
Hadits ini menerangkan tentang jatuhnya malam Lailatul Qadar dalam batasan yang lebih pasti, lagi tidak terlalu sulit. Malam Lailatul Qadar itu dapat dicari pada malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh atau dua puluh sembilan dari bulan Ramadhan.
Sehubungan dengan Lailatul Qadar ini Allah Swt. telah berfiman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5).