Pandemi COVID-19 Membuat Warga Singapura Kurang Pergaulan

Prof Tan mengatakan temuan jajak pendapat bahwa 52 persen dari mereka yang bekerja merasa beban kerja mereka meningkat sejak pemutus sirkuit dimulai dapat disebabkan oleh pengurangan jumlah pegawai atau bekerja dari rumah yang mengaburkan batas antara waktu kerja dan waktu non-kerja. Hal ini dapat mengakibatkan tekanan yang lebih kuat untuk segera membalas email kapan saja sepanjang hari.

“Jika ini berarti tidak ada keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan, maka itu adalah hal yang buruk,” kata Prof  Tan.

Jajak pendapat tersebut mengungkap sebanyak 36 persen mengatakan kesehatan mental warga memburuk. Kesehatan mental telah menjadi sorotan sejak pandemi dimulai dan survei menemukan bahwa 31 persen melaporkan kesejahteraan mental agak memburuk. Pada Oktober tahun lalu, pemerintah membentuk Gugus Tugas Kesehatan Mental Covid-19 sebagai tanggapan atas kebutuhan warga Singapura akibat pandemi.

Pada Maret, diumumkan bahwa satuan tugas akan diubah menjadi platform antarlembaga untuk mengawasi upaya kesehatan mental dan kesejahteraan di luar pandemi. (jawapos.com)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan