Oleh Drs.H.Karsidi Diningrat M.Ag
MEMELIHARA dan menjaga perut termasuk persoalan yang amat penting. Terutama sekali memeliharanya dari segala makanan dan minuman yang haram dan syubhat, dan mengendalikannya dari kemauan hawa nafsu untuk memakan yang halal secara berlebihan.
Allah Swt. berkata dalam hadits mikraj: “Wahai Ahmad (Muhammad)! Sesungguhnya hamba-Ku, jika dia mengosongkan perutnya dan menjaga lidahnya, maka Aku akan mengajarkan kepadanya hikmah. Jika dia seorang kafir maka hikmah itu akan menjadi hujah dan bencana atasnya. Namun, jika dia seorang mukmin, maka hikmah itu akan menjadi cahaya, petunjuk, penawar, dan rahmat baginya. Dengan itu dia mengetahui apa yang tidak diketahui sebelumnya dan melihat apa yang tidak dilihat sebelumnya. Adapun yang pertama-tama Aku perlihatkan kepadanya adalah aib-aib dirinya sehingga dia tidak sempat lagi memperhatikan aib-aib orang lain. Kemudian Aku perlihatkan rincian-rincian ilmu, sehingga setan tidak bisa masuk kepadanya.”
Rasulullah Saw. bersabda, “Makan dengan rakus merusak hikmah, dan terlalu kenyang menghijabi kecerdasan. “Barangsiapa makan karena syahwat maka Allah haramkan hikmah atas hatinya.” “Hati menerima hikmah ketika perut kosong, dan memuntahkannya ketika perut penuh.”
Rasulullah Saw. telah bersabda, “Wahai Sa’ad, perbaikilah (murnikanlah) makananmu, niscaya kamu menjadi orang yang terkabul do’anya. Demi yang jiwa Muhammad dalam genggaman-Nya. Sesungguhnya seorang hamba melontarkan sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya maka tidak akan diterima amal kebaikannya selama empat puluh hari. Siapapun yang dagingnya tumbuh dari yang haram maka api neraka lebih layak membakarnya.” (HR. Athabrani).
Dalam hadits yang senada Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah baik dan tidak mengabulkan (menerima) kecuali yang baik-baik. Allah menyuruh orang mukmin sebagaimana Dia menyuruh kepada para Rasul, seperti firman-Nya dalam surat Al-Mukminun ayat 52. … Allah juga berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 172…. Kemudian Rasulullah menyebut seorang yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan wajahnya kotor penuh debu menadahkan tangannya ke langit seraya berseru: “Ya Rabbku, Ya Rabbku”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dia diberi makan dari yang haram pula. Jika begitu bagaimana Allah akan mengabulkan doanya.”? (HR. Muslim).