LEMBANG – Program Petani Milenial yang digagas Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, akhirnya diresmikan setelah sempat tertunda dari jadwal sebelumnya yakni pada pertengahan Februari lalu.
Peresmian program tersebut dilakukan di lahan pertanian yang berada di Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat (26/3), oleh Ridwan Kamil dan stakeholder.
Untuk merealisasikan program petani milenial, pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan ada tiga hal yang sudah disiapkan, antara lain menyediakan lahan garapan yang bakal digunakan.
“Lahan kosong tersebut disiapkan bagi petani milenial yang tak memiliki lahan pribadi,” ujar Kang Emil di sela kegiatan peresmian.
Lalu untuk akses permodalan pihaknya sudah bekerjasama dengan Bank BJB yang merupakan BUMD milik Jawa Barat. Tak cuma lahan dan modal, petani milenial juga difasilitasi dengan kemudahan pemasaran produk usaha taninya melalui Tani Hub.
“Tani Hub itu kita siapkan untuk memutus panjangnya rantai penjualan dari petani ke pembeli tanpa melalui bandar atau tengkulak,” tuturnya.
Program milenial yang kali ini diresmikan merupakan tahap pertama. Saat ini pihaknya pun masih melakukan seleksi petani milenial yang terdaftar untuk memenuhi target 5.000 petani milenial.
“Kita sebarkan program ini di 27 kota/kabupaten. Responnya sangat baik ada 8.600 pendaftar padahal target awal ini 5.000 petani saja, jadi sekarang masih terus diseleksi. Ini kan baru tahap 1, kalau berhasil nanti tinggal copy paste,” jelasnya.
Melalui program petani milenial dirinya ingin mengubah sejarah bahwa tinggal di desa dan menjadi petani juga bisa memiliki penghasilan setara dengan di perkotaan.
“Pengangguran berkurang dan anak muda tidak lagi melihat kota sebagai sumber nafkah. Covid-19 mengajarkan kita bahwa yang nyaman itu tinggal di desa tapi dengan rejeki kota. Intinya ini program inovatif Jabar untuk mengurangi pengangguran secara cepat,” tandasnya. (mg6)