JAKARTA – Menanggapi Indonesia masih berada diperingkat terendah berdasarkan data analisa Programme for International Student Assessment (PISA) dalam hal minat baca dan literasi, Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Totok Suprayitno menegaskan pemerintah akan memberikan keleluasaan bagi sekolah menggunakan dana BOS untuk membeli buku sehingga koleksi buku di perpustakaan sekolah terus bertambah dan meningkatkan minat baca siswa.
“Berkaca pada hasil PISA, siswa yang menghabiskan lebih banyak dalam seminggu untuk membaca sebagai hiburan di waktu luang memiliki skor lebih tinggi dibanding dengan yang tidak atau kurang senang membaca,” katanya, Senin (22/3)
Di lingkup negara ASEAN, skor PISA Indonesia hanya lebih baik dari Filipina. Bahkan, Provinsi DKI Jakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta jauh lebih baik dari skala nasional. Hal ini mengindikasikan adanya kesenjangan mutu. PISA juga mengungkapkan tren dan permasalahan hasil belajar pendidikan dasar dan menengah selama 10 tahun terakhir cenderung stagnan hingga jadikan Indonesia sebagai peringkat PISA terendah.
“Untuk itu, pemerintah melakukan reformasi pendidikan dan menelurkan kebijakan lainnya, seperti menambah koleksi perpustakaan sekolah melalui reformasi pengelolaan BOS menjadi lebih fleksibel,” katanya.
Sebagai info, berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik 2019 merilis data yang menyebutkan hanya sekitar 13,02 persen penduduk usia lima tahun ke atas yang datang ke perpustakaan. Bahkan, dominasi bacaan yang dibaca mereka ketika mengunjungi perpustakaan adalah buku pelajaran (80,83 persen) selain kitab suci (73,65 persen). Selain angka kunjungan ke perpustakaan yang rendah, kurangnya ragam bahan bacaan yang dibaca siswa juga berdampak pada rendahnya aktivitas literasi membaca secara nasional. (fin)