JAKARTA – Meski beberapa pihak seperti Kementerian Pertanian, Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Perum Bulog mengatakan tidak perlu impor beras karena prediksi terjadi surplus, namun Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, terkesan ‘ngotot’ untuk tetap melakukan impor. Ternyata, alasan yang dimilikinya memang masuk akal.
“Supaya bapak/ibu tahu, Bulog minggu lalu Rabu atau Kamis, pengadaan untuk gabah petani hanya 85 ribu ton, mestinya mendekati 500 ribu ton hari ini. Jadi penyerapan itu gak baik, ini menyebabkan stok Bulog berada di paling rendah dalam sejarah. Saya mesti memikirkan yang tidak terpikirkan, saya mesti ambil keputusan-keputusan yang gak populer. Saya hadapi. Kalau saya salah saya siap berhenti, gak ada masalah,” ujar Lutfi dalam sesi diskusi virtual hari ini, Senin (22/3).
Menurut Lutfi, berkaca pada permasalahan pangan sebelumnya, dimana harga komoditas melonjak tak terkendali akibat pasokan kurang, menurutnya impor beras itu dilakukan untuk menjaga agar hal itu tidak terjadi.
“Contoh sekarang harga cabai. Karena hujan, harga cabai sekarang mendekati Rp90 ribu/kg, siapa yg salah? Saya juga, padahal urusannya harga cabe naik, kenapa kok saya disalahkan juga. Jadi ini tanggung jawab saya, saya bilang, kita gak usah perlebar diskusi, saya janji, tidak ada impor ketika panen raya,” tegasnya.
Sebagai Mendag, kata Lutfi, dirinya memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga pasokan pangan masyarakat aman. Ia menyadari, terlalu banyak hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, Lutfi optimis bahwa satu persatu masalah akan diselesaikannya. Ia berjanji akan membuat keputusan yang seadil-adilnya, dengan memikirkan kepentingan masyarakat Indonesia lebih luas.
“Saya baru jadi Menteri belum genap tiga bulan. Jadi kalau saya mesti putar tangan untuk elesaikan semua masalah, gak mungkin. Tapi percaya bapak/ibu, saya bertanggung jawab dan coba untuk adil, untuk bapak/ibu dan seluruh rakyat Indonesia. Jadi saya ingin utarakan yang jadi aspirasi rakyat itu, saya utarakan sekali lagi ini bagian dari tanggung jawab saya,” pungkasnya. (Fin.co.id)