CISARUA – Tak cuma pada orang dewasa saja, kecanduan gawai juga bisa menyerang anak-anak. Hal tersebut karena penggunaan ponsel atau gawai secara terus-menerus hingga memberikan dampak negatif bahkan adiksi.
RSJ Cisarua mencatat pada Januari hingga Februari 2021 terdapat 14 anak alami kecanduan gawai yang menjalani rawat jalan. Sementara pada tahun 2020 rentang bulan Januari sampai Desember total ada 98 anak yang menjalani rawat jalan.
Sub Spesialis Psikiater Anak dan Remaja RSJ Cisarua, Lina Budianti, mengatakan penyebab anak-anak menjadi pencandu gawai salah satunya karena orangtua yang terlalu sibuk.
“Orangtuanya di awal memberikan kelonggaran, karena mereka berpikir kalau enggak main game terus mau ngapain. Tapi lama-lama pemakaian tidak terkendali, akhirnya jadi adiksi,” kata Lina saat dikonfirmasi, Senin (22/3).
Lalu faktor pandemi Covid-19 turut memperparah kecanduan anak-anak terhadap gawai sebab sejak setahun terakhir muncul kebijakan sekolah secara daring. Sehingga anak lebih banyak memegang ponsel.
“Sebagian yang datang ke kami diperberat dengan kondisi pandemi. Jadi mereka tidak kemana-mana. Kita tanya orangtua sudah berusaha dibatasi atau belum ternyata jawabannya sudah, tapi memang sulit,” jelasnya.
Lina mengatakan jumlah anak yang mengalami kecanduan gawai bertambah setiap tahunnya. Ia menduga makin mudahnya anak mengakses teknologi dan internet menjadi salah satu penyebabnya.
“Dulu kalau mau senang itu lewat olahraga, rekreasi atau interaksi dengan sesama. Kalau sekarang kan anak-anak bisa bermain game dan internetan di ponsel,” tegasnya.
Dirinya menyebut jika orangtua seharusnya tidak melarang anak mengakses gawai untuk mengurangi potensi adiksi melainkan mengedukasi anak soal tanggungjawab dan batasan yang jelas jika anak ingin mengakses gawai.
“Sebetulnya yang dilakukan orang tua untuk membatasi adiksi itu bukan melarang, tapi mengajari anaknya memakai internet dengan bertanggungjawab. Intinya orangtua harus bisa mengawasi dengan ketat,” tandasnya. (mg6)