Dukung Swasembada Kedelai, BATAN Hasilkan Banyak Varietas Kedelai Unggul

JAKARTA – Kedelai merupakan bahan baku utama dalam pembuatan tempe dan tahu, yang menjadi salah satu bahan makanan favorit masyarakat Indonesia.

Kedelai yang segar dengan kandungan protein tinggi akan menjadikan tempe yang gurih, enak dan bergizi.

Indonesia melalui Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menghasilkan banyak varietas unggul kedelai dengan melakukan pemuliaan tanaman menggunakan teknik mutasi radiasi.

Pemuliaan tanaman salah satunya adalah menciptakan varietas unggul kedelai yang berproduksi tinggi, tahan hama penyakit dan dapat menjadi bahan baku seperti tempe, tahu dan kecap.

Hingga 2021, Batan telah menghasilkan 14 varietas unggul kedelai dengan bermacam keunggulan. Yang mana hampir semua varietas tersebut dapat menjadi bahan membuat tempe dan tahu.

 

Varietas Kedelai Unggulan

Varietas-varietas kedelai unggul tersebut adalah Muria yang dilepas oleh Kementerian Pertanian pada 1987, Tengger pada 1991, Meratus pada 1998, Rajabasa pada 2004, Mitani pada 2008, Mutiara 1 pada 2010, Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 pada 2013, Mutiara 2 dan Mutiara 3 pada 2014, Kemuning 1 dan Kemuning 2 pada 2019, dan yang terbaru adalah dua varietas unggul Sugentan 1 dan Sugentan 2 pada 2021.

Mutiara 2 dan Mutiara 3 merupakan kedelai hitam yang bisa menjadi bahan baku kecap. Mutiara 1 memiliki ukuran biji besar seperti kedelai impor. Rajabasa tahan terhadap lahan masam. Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 memiliki umur tanam super genjah yakni kurang dari 70 hari.

Kemuning 1 dan Kemuning 2 memiliki biji berukuran besar dan toleran terhadap kekeringan, sedangkan Sugentan 1 dan Sugentan 2 memiliki keunggulan spesifik yakni super genjah dan potensi hasil tinggi.

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Anhar Riza Antariksawan mengatakan penciptaan varietas-varietas unggul bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, memperpendek usia tanam, dan menjadikan tanaman kedelai lebih tahan hama.

Varietas-varietas kedelai unggul itu merupakan hasil perbaikan varietas lokal sehingga memiliki keunggulan spesifik. Seperti umur tanam yang pendek atau super genjah, produksi tinggi, tahan hama penyakit, dan biji berukuran besar.

Dengan keunggulan-keunggulan pada varietas kedelai tersebut, maka petani di Indonesia semakin tertarik menanam kedelai dalam rangka meningkatkan pendapatan para petani dan produksi kedelai dalam negeri. Sehingga, mendukung upaya swasembada kedelai di Indonesia. (antaranews)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan