Namun timnas yang sudah kecewa harus dipaksa bersabar menunggu hingga masa isolasi selesai 27 Maret. Sementara All England berakhir pada 21 Maret.
Menurut Agung, hal itu hanya membuang-buang waktu dan lebih baik kembali ke Tanah Air, kembali berlatih di Pelatnas Cipayung.
Duta Besar RI untuk Inggris Desra Percaya pun sepemikiran dengan PBSI. Dia dan jajarannya masih berusaha memulangkan timnas bulu tangkis Indonesia dengan melobi NHS dan pihak terkait.
Indonesia juga menyayangkan sikap Inggris yang tidak konsisten. Dalam masa ketibaan peserta, mereka tidak memberlakukan protokol kesehatan dengan ketat, apalagi menerapkan gelembung sebagaimana yang dilakukan pada turnamen seri Asia di Thailand Open, Januari silam.
Bahkan peserta dari dari Denmark, India, dan Thailand masih bisa ikut bertanding hanya bermodal uji PCR ulang yang hasilnya keluar kurang dari satu hari setelah dinyatakan positif.
Agung tegas mengatakan peristiwa ini tidak hanya mencoreng sportifitas, namun juga mencederai harga diri bangsa yang terluka oleh tindakan diskriminatif.
Akan sulit bagi PBSI jika menyuarakan memboikot All England yang sudah berjalan memasuki perempat final, namun paling tidak dengan protes keras dan memperjuangkan nasib timnas akan menjadi cermin harga diri dan daya tawar bangsa di mata internasional.(antaranews)