BANDUNG – Pandemi Covid hingga kini masih menjangkiti kehidupan manusia. Ragam pencegahan guna memutus penyebaran virus telah dilakukan oleh pemerintah. Salah satunya adalah dengan melakukan penutupan sebagian ruas jalan. Tetapi, hal itu dianggap menimbulkan ketidaknyamanan bagi sebagian publik. Salah satunya adalah para pekerja yang kesehariannya menggantungkan hidup dari transportasi.
“Saya nganterin penumpang itu kadang bisa sampai malam. Nah, jalan itu kan mulai ditutup pas sore
menuju malam. Penutupan jalan itu jadi ngebuat ribet kitanya,” ujar Sopian Rohmat (43) salah seorang supir angkot rute kebon kalapa, Jum’at (12/3).
Aturan yang dibuat pemerintah soal penutupan ruas jalan karena dianggap dapat memicu kerumunan, menurutnya tidak begitu efektif. Hal itu dituangkannya karena sering melihat warga berkumpul di titik-titik lain.
“Kadang saya lihat kalau malam itu orang-orang pada kumpul di tempat makan pinggir jalan atau tempat minum seperti kopi ya. Padahal kalau mau kesitu lewat jalan yang kena tutup. Mungkin karena pakai motor jadi bisa lewat dari pinggir,” ucapnya.
Ia pun membeberkan alasan mengapa masih tetap menyetir kendaraan roda empatnya hingga malam hari.
“Beberapa kali masih tetap anter penumpang sampai malam karena harus dapet target kan. Sekarang ya karena pandemi ini kita jadi turun ini penumpang yang pakai angkot sebagai transportasi,” ucapnya.
Padahal, kata Sopian, para penumpang yang naik ke dalam angkot miliknya diminta untuk tetap menjaga jarak dan menggunakan masker.
“Ya keterisian penumpang di dalam itu saya engga sampai penuh. Biar ada ruang,” katanya.
Selain hal itu, ia juga menyebut penghasilan yang didapatnya dalam satu hari. Saat sebelum pandemi,
katanya, uang yang didapat dari hasil menyupir angkot bisa mencapai ratusan ribu.
“Dulu iya bisa sampai segitu. Tapi kalau sekarang agak susah. Kita hanya dari sini aja udah pendapatan, engga ada dari lain-lain lagi,” katanya.
Ia pun mengharapkan yang terbaik ke depannya.
“Semoga pandemi ini cepat selesai dan kita bisa bekerja dan hidup normal waktu kayak dulu,” ujarnya.