JAKARTA – Pernah dipijit? atau anda adalah salah satu orang yang hobi dipijit? buat anda yang hobi dipijit sebaiknya memahami penjelasan subspesialis bidang Sports Injury dan Arthroskopi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Andi Nusawarta, M.Kes, Sp.OT (K). Menurut penjelasannya pemijatan akibat cedera saat berolahraga sebaiknya dihindari. Karena menyebabkan meningkatnya perdarahan dan bengkak pada daerah yang cedera. Bahkan hingga berpotensi memperberat dan memperlambat masa penyembuhan.
“Penderita cedera setelah olahraga jangan dipijit karena itu akan menambah perdarahan dan pembengkakan apalagi kalau tiga hari pertama, itu akan makin jadi bengkaknya,” kata dr. Andi dalam bincang-bincang virtual ‘Olahraga Optimal Bebas Cedera’, Jakarta, Jumat (26/2) lalu. Andi mengatakan boleh saja melakukan pemijatan, asalkan sudah tidak terjadi pembengkakan.
“Kalau misalnya mau pemijatan jangan di awal-awal tapi kalau tanda-tanda inflamasi sudah hilang tidak apa-apa,” ujar dr. Andi.
Demi meminimalkan risiko cedera otot, sendi, dislokasi hingga patah tulang perlu melakukan pemanasan dan pendinginan saat berolahraga.
“Sebenarnya, cedera terjadi karena pemanasan dan pendinginan yang tidak memadai, intensitas, frekuensi, durasi dan jenis latihan yang tidak sesuai Selain itu bisa juga karena kelainan struktur misal panjang tungkai tidak sama, sendi dan ligamen lemah,” kata dr. Andi.
Melihat dimasa pandemi saat ini, banyak orang yang memilih berolahraga di rumah dengan mengikuti latihan-latihan dari YouTube ataupun televisi. Menurut dr. Andi hal tersebut tidaklah salah asalkan tidak memaksakan diri.
“Sebenarnya yang perlu diwaspadai adalah gerakan-gerakan yang tidak terbiasa dilakukan. Misal mau senam, yang kita lihat di YouTube kan orangnya sudah terbiasa kalau kita baru mulai, kadang belum mahir, itu saja.” ujar dr. Andi (Antara/jpnn)