JAKARTA – Anggota Komisi III DPR Didik Mukrianto menyebut kasus penembakan oleh Bripka CS di Kafe RM, Cengkareng, semakin menguatkan kadar ketidakpercayaan publik pada Polri.
“Polisi yang seharusnya menjaga ketertiban dan keamanan, serta menjadi pengayom masyarakat, justru menjadi pelaku teror dan merenggut nyawa masyarakat,” kata Didik dalam pesan singkatnya kepada awak media, Sabtu (27/2). Menurut Didik, tragedi penembakan di Cengkareng itu harus menjadi atensi Polri mewujudkan transformasi. Yakni menjadikan polisi yang humanis dan menjadi sahabat masyarakat.
“Agenda transformasi Polri harus mendapat perhatian dan keseriusan, serta dipastikan berjalan dengan baik,” ujar dia.
Selain itu, kata Didik, penembakan di Cengkareng membuat Polri perlu melakukan pengawasan dan pembinaan secara ideal, terukur, dan tersistem. Kemudian melakukan evaluasi dan asessment secara berkala terhadap anggota kepolisian yang mengemban tugas strategis dan dilengkapi dengan persenjataan.
“Harapannya jangan sampai senjata yang harusnya menjadi pelindung masyarakat, justru sebaliknya mengancam dan mencabut nyawa masyarakat yang seharusnya dilindungi,” harap dia.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya menangkap seorang oknum polisi Bripka CS atas dugaan menembak tiga orang hingga tewas di kafe RM, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (25/2) kemarin.
Setelah ditangkap, kepolisian segera menetapkan Bripka CS sebagai tersangka. Polisi memiliki dua buah alat bukti yang kuat menetapkan Bripka CS sebagai tersangka.
Tragedi penembakan di Kafe RM menyebabkan seorang anggota TNI berinisial S dan dua pegawai kafe berinisial FSS serta M meninggal dunia. Satu pegawai kafe lainnya, H, mengalami luka dan telah dibawa ke rumah sakit. (JPNN)