TANGERANG – Satu lagi, kali ini giliran pemain muda Persita Tangerang, Miftah Anwar Sani yang bakal berpetualang di kompetisi Eropa, Liga Bosnia.
Kabar tersebut tentunya menjadi sebuah kebanggaan, sekalipun Liga 1 mandek, bahkan dihentikan di pertengahan jalan. Para pemain-pemainnya, tokcer!
Dia akan memperkuat klub asal Bosnia, FK Sloboda Tuzla. Klub yang berdiri tahun 1919 itu merupakan peserta dari First League di Liga Bosnia, kompetisi kasta teratas.
“Awalnya saya tidak menyangka dan tidak tahu juga kalau ada tawaran untuk main di FK Sloboda Tuzla. Tapi ternyata kemudian ada yang menghubungi Aggy, agen saya, untuk saya bisa bermain ke sana,” kata Miftah, di Tangerang, Jumat (26/2).
Kabar mengenai kepindahan Miftah ke Eropa sudah berhembus lama. Namun ketika itu, anggota TNI dari Denma Divisi 1 Kostrad tersebut memberikan bantahan. Dirinya mengelak ketika ditanya perihal kepindahannya ke klub Bosnia.
Pemain berumur 22 tahun itu mengaku tidak menyangka bisa mendapatkan tawaran dari FK Sloboda Tuzla.
Miftah merasa kaget ketika mendapatkan kabar soal ketertarikan dari klub yang dilatih oleh Gladimir Crnogorac tersebut.
“Saya sendiri tidak tahu persis kenapa saya yang direkrut. Dan jujur, saya tidak menyangka juga. Bahkan istilahnya, saya tahu diri, siapa saya? Tapi saya berpikir positif saja. Pasti ada tantangan dan peluang yang bisa saya maksimalkan di sana nanti,” tambah Miftah.
Kini Miftah sedang mengurus berkas-berkas kepindahannya ke Bosnia. Proses perijinannya akan difasilitasi oleh pihak kedutaan besar Bosnia di Indonesia. Sehingga Miftah hanya tinggal menunggu saja.
Merumput di Bosnia, tentu membuat Miftah harus bisa melakukan adaptasi. Kompetisi di negara yang terletak di semenanjung Balkan itu pasti memiliki karakteristik dengan Liga 1 Indonesia.
Beruntung Miftah, pernah bermain bareng dengan pesepak bola asal Bosnia. Ketika masih membela Persita, Miftah satu klub dengan Eldar Hasanovic. Gelandang kelahiran Sarajevo itu kini juga bermain di Liga Bosnia.
“Saya sudah telepon Eldar juga dan dia kan memang teman baik saya. Ya saya bersyukur, dia banyak kasih saya masukan dan arahan tentang bagaiman kondisi sepak bola di sana. Sekali lagi, saya lebih memaksimalkan peluang yang ada saja,” kata Miftah.