BANDUNG – Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Tingkat Provinsi Jawa Barat yang berlangsung selama 24-25 Februari 2021 di Crowne Plaza Hotel Bandung membuahkan kesepakatan bulat.
Diprakarsai Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat, seluruh peserta yang berasal dari unsur Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten dan Kota yang membidangi Bangga Kencana se-Jawa Barat serta mitra kerja terkait sepakat untuk bersama-sama menurunkan prevalensi stunting di Jawa Barat.
Kesepakatan bulat tersebut tertuang dalam dokumen Hasil Rakerda Bangga Kencana Jawa Barat 2021 yang dibacakan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cianjur Himam Haris di penghujung acara.
Himam mewakili seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) program Bangga Kencana dan mitra kerja terkait di Jawa Barat. Hasil Rakerda Bangga Kencana telah merangkum seluruh arahan dan paparan yang disampaikan Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo, Gubernur Jawa Barat yang diwakili Kepala Biro Pelayanan dan Pengembangan Sosial Barnas Adjidin, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat Siska Gerfianti, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat Idam Rahmat, dan sejumlah narasumber lainnya.
“Sesuai amanat Presiden RI kepada BKKBN pada Rapat Terbatas yang dilaksanakan pada 25 Januari 2021, BKKBN ditugaskan untuk menjadi Ketua Tim Pencegahan Stunting Nasional. Sejalan denga itu, Perwakilan BKKBN Jawa Barat dan seluruh pemangku kepentingan di Jawa Barat siap mendukung pelaksanaan program pencegahan stunting di Jawa Barat,” ungkap Himam.
“Saat ini angka prevalensi stunting Jawa Barat menunjukkan angka sebesar 31,06 persen. Kondisi ini merupakan tantangan bagi seluruh unsur pentahelix pembangunan di Jawa Barat untuk mencapai target angka prevalensi stunting menjadi 14,02% pada 2024,” Himam melanjutkan.