BANDUNG – Kepala Pelaksana Harian Badan Penangulanganan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mebenarkan telah terjadinya pergeseran tanah di Kampung Cikadu Kidul Rt 04 Rw 02 Desa Buninagara Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung sejak Agustus 2020.
“Terkait laporan terjadinya pergeseran tanah di Kampung Cikadu Kidul Rt 04 Rw 02 Desa Buninagara Kecamatan Kutawaringin itu benar adanya,” ungkap Achmad Djohara saat diminta keterangan oleh jabarekspres.com, Sabtu (20/2).
Terkait langkah antisipasi yang dilakukan, pihaknya mengungkapkan telah melakukan assessment dan koordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) atas adanya kejadian pergeseran tanah tersebut.
“Kami dari BPBD sudah melakukan assessment, sebagai tindak lajut sudah berkirim surat ke PVMBG guna koordinasi, dan PVMBG juga sudah survei ke lokasi kejadian,” ungkapnya lebih lanjut.
Selain itu Achmad Djohara pun mengatakan, pihaknya telah menyurati Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) untuk membuatkan drainase yang kedap air. Langkah tersebut dinilai dapat mengurangi resiko retakan parah.
“Kita sudah menyurati PUTR agar di daerah tersebut dibuatkan semacam drainase yang kedap air. Sehingga resapan air yang mengancam terjadinya longsor bisa diatasi,” ujarnya.
Kajian sementara menurutnya, retakan terjadi karena tanah terlalu banyak menyerap air. Selain itu, drainase yang kurang menunjang bisa menyebabkan banyak air yang masuk ke dalam tanah, khawatir menjadi bencana longsor.
“Karena resapan air di sana sangat berpotensi menyebabkan retakan. Dengan air yang cukup subur membuat tanah menjadi tidak stabil. Di sisi lain mungkin drainasenya tidak menunjang,” ungkapnya Achmad Djohara.
Pihaknya mehimbau agar warga tetap waspada. Apabila terjadi hujan deras, warga diharapkan mengevakuasi diri ke lokasi yang lebih aman.
“Saya minta kepada warga di lokasi supaya tetap waspada. Kalau terjadi hujan besar agar mengevakuasi ke tempat aman”, pungkasnya.
Sementara dari keterangan Ketua RT setempat Odang Setiawan mengatakan, hingga hari ini ada sebanyak 20 rumah yang mengalami kerusakan akibat pergeseran tanah susulan yang awalnya hanya 11 rumah.
“Awalnya ada 11 rumah yang terdampak, namun saat ini sekitar 20 rumah yang rusak akibat pergeseran susulan. Kalau yang parah sekitar 10 -an rumah,” kata Odang.