Monitoring Tempat Sembahyang Umat Konghucu dan Perayaan Imlek di Wilayah Astana Anyar

BANDUNG – Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili jatuh pada hari Jumat, (12/2). Tidak seperti biasanya, tahun ini tidak ada perayaan ataupun aktivitas ramai-ramai di vihara. Padahal, biasanya masyarakat Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek dengan perayaan serta pertunjukan barongsai. Namun, hal itu tidak bisa terlaksana di tahun ini.

Penyebabnya, situasi Jawa Barat yang saat ini masih rentan pandemi sehingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masih berlangsung. Alhasil, sejumlah tempat sembahyang pun tutup sementara.

“Ada sekitar empat vihara yang tutup, dan nanti kita langsung monitoring ke Vihara Dharma Ramsi untuk memantau prokes yang ada di sana. Soalnya sekarang kegiatan ibadah dialihkan kesana,”ujar M. Taufan, Satpol PP Astanaanyar.

Terdapat ada empat vihara yang tutup sementara, yaitu:

  1. Vihara Sinar Mulia di jalan Cibadak, Cibadak, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat.
  2. Vihara Budhi di Jalan Cibadak No.281, Karanganyar, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat.
  3. Vihara Dewi di Jalan Cibadak Gg. Wangsa No.6, Cibadak, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat.
  4. Vihara Giri Toba di Jalan Bojongloa No.70, Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat.

Meskipun begitu, semangat untuk menyambut Imlek tidak luntur. Salah satu vihara yang tetap buka, Vihara Dharma Ramsi, tetap menerima kedatangan umat secara bergilir dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.

Sementara itu, kegiatan ibadah dialihkan ke Vihara Dharma Ramsi demi mengurangi kerumunan di sekitar lokasi. Anggota Satpol PP yang bertugas pun mengecek protokol kesehatan yang ada di vihara tersebut.

Setelah melakukan pengecekan penerapan protokol kesehatan di Vihara Dharma Ramsi, ia menilai penerapan protokol kesehatan di sana sudah sesuai dengan aturan yang ada. Di vihara tersebut telah tersedia wastafel cuci tangan, adanya pengecekan suhu tubuh, penjagaan oleh anggota TNI, Polisi, dan Satpol PP, serta pembatasan umat yang datang.

“Penerapan prosesnya sudah cukup baik yah, seperti tersedianya tempat cuci tangan. Lalu sebelum masuk ada pengecekan suhu tubuh, dan ada pembatasan umat untuk masuk ke tempat ibadah secara bergilir untuk mengurangi kerumunan. Sudah cukup memenuhi syarat prokes yang ada,”terangnya. (Mg1)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan