Hal lain yang terlihat jelas adalah pola hubungan antar negara dan alat diplomasi yang berubah. Dilihat dari hubungan antar negara adalah adanya peralihan hubungan antar negara dari yang bercorak globalis ke basis nasionalisme, serta munculnya rivalitas kekuatan besar baru pasca perang dingin. Komunikasi antar negara pun dilakukan secara virtual.
Dilihat dari praktek diplomasi, pandemi yang belum ketahuan kapan selesainya, menyebabkan perangkat diplomasi pada saat normal melalui negosiasi, lobbying dan kemampuan retorika para diplomat menjadi terkendala, sehingga beralih untuk mengefektifkan diplomasi digital, yang dalam tafsiran sederhana dikatakan penggunaan teknologi digital pada praktek diplomasi.
Diplomasi digital saat ini menjadi model yang paling efektif dibanding model-model lainnya di tengah mewabahnya virus Covid-19 yang meluluhlantakkan tatanan yang sudah terbangun dalam hubungan antarnegara.
Teori-teori yang dikemukakan dan juga praktek diplomasi yang selama ini dijalankan dan dijadikan rujukan, menjadi barang yang usang yang sulit untuk diterapkan. Sebab, diplomasi yang selama ini kita kenal lebih mengandalkan upaya negosiasi baik formal maupun informal, dan kemampuan retorika dalam memperjuangkan national interest, terhalang oleh pesan ibu (pakai masker, jaga jarak dan hindari kerumunan), sehingga mau tidak mau para diplomat pun merubah kebiasaan, menyesuaikan dengan protokol kesehatan.
Selama ini kita memahami diplomasi adalah hubungan antar negara dan entitas lain dalam dunia politik, diwakili oleh perwakilan resmi dan dilakukan dengan damai (Homes&Bjola,2015).
Namun beberapa tahun terakhir, aktivitas diplomasi lebih terbuka terhadap aktor non-negara di sektor ekonomi, sosial hingga makanan merupakan indikasi dari meluasnya praktik diplomasi, sehingga pada akhirnya menandai munculnya diplomasi publik, di mana diplomasi tak hanya melulu membahas seputar masalah politik.
Perkembangan diplomasi yang mengarah pada diplomasi publik adalah jawaban atas perubahan tatanan global, terutama seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi, dan kemudian muncul beberapa elemen diplomasi yang baru, salah satunya adalah diplomasi digital. Perkembangan diplomasi digital menemukan bentuknya ketika dunia dihadapkan pada pandemi Covid-19.
Hal ini dikarenakan perangkat diplomasi yang selama ini dikembangkan dalam mengurusi national interest di fora internasional yang konvensional mengalami kendala akibat pandemi. Dengan demikian diplomasi digital menjadi solusi terbaik untuk menjaga keberlangsungan diplomasi antar negara dan masyarakat internasional.