Diplomasi Digital di Tengah Pandemi

Grafik kasus virus corona secara global masih terus mengalami peningkatan, berdasarkan data Worldometers, pada 30 Januari 2021, total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 99.727.941 kasus, yang terjadi di 193 negara.

Pandemi Covid-19 yang bermula merupakan isu kesehatan telah berkembang menjadi isu keamanan dan ekonomi internasional.

Hal ini dimulai ketika Covid-19 sudah mulai menyebar ke tiap-tiap negara yang menimbulkan efek bagi hubungan antar negara. Pandemi ini telah membawa perubahan drastis yang membuat negara-negara di dunia untuk menyesuaikan diri dengan dinamika baru yang berubah.

Covid 19 juga melahirkan paling sedikit dua pandangan tentang penanganan Covid 19 ini. Pertama, yang khawatir berlebih dan pesimis terkait pendekatan yang telah diambil oleh negara negara di dunia dalam menghadapi persoalan ini.

Dan yang kedua, menyatakan bahwa pandemi covid-19 ini hanya menjadi krisis sesaat dan kondisi akan normal kembali jika melaksakan protokol kesehatan.

Perbedaan-perbedaan pandangan tersebut, memaksa negara untuk meneguhkan nasionalismenya. Negara lebih fokus ke persoalan dalam negeri dan mengupayakan pemenuhan kebutuhan negara sendiri ketimbang mencoba mengatasi permasalahan regional atau pun global, sehingga diplomasi tidak lagi menjadi pilihan utama.

Seperti contoh hubungan antara AS dengan Jerman dan Perancis memanas gara-gara APD. Hal ini terjadi ketika pemerintah Jerman menuduh Amerika Serikat telah mencegat kiriman peralatan medis dari Thailand di bawah bendera perusahaan pemasok medis 3M, dan mengalihkan pengiriman tersebut ke Amerika Serikat. Jerman menyebutnya sebagai bentuk ‘pembajakan modern’, (Der Tagesspiegel (03/04).

Sedang Perancis, kesal kepada AS, karena AS telah mengalihkan pengiriman masker medis dari Shanghai yang ke Perancis, namun karena AS menawarkan harga tiga kali lipat dan mereka sanggup untuk membayar di muka, sehingga barang tersebut dialihkan ke AS. (The Guardian (04/04).

Perjalanan manusia antar negara, pergerakan barang dan transaksi jasa antar negara dibatasi. Hubungan internasional yang bercorak globalis mengalami ujian akibat wabah corona ini.

Belum lagi ancaman resesi ekonomi global yang berimbas pada kondisi domestik suatu negara. Respon terhadap pandemic COVID-19 memang masih cenderung negara-sentris, ‘mencari selamat sendiri’, dan didominasi pendekatan keamanan ketimbang kemanusiaan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan