SOREANG – Setiap Minggu harga daging sapi terus mengalami lonjakan. Oleh karena itu, Aliansi Pedagang Bandar dan Pedagang Daging Sapi Indonesia (Albapsi) Jawa Barat mengancam akan melakukan aksi libur selama lima hari, apabila Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pusat tidak segera melakukan intervensi harga daging sapi.
Ketua Umum Albapsi, Yayat Sumirat mengaku, prihatin bila kenaikan tersebut tidak segera dicegah. Karena akan berdampak kerugian pada penjual bakso, rumah makan kecil, dan masyarakat kecil.
“Sebagai Ketua Umum Albapsi Jabar, saya meminta maaf akan melakukan libur bersama selama 5 hari untuk menyesuaikan harga di pasaran, dan mempersiapkan management perusahaan, sehingga masyarakat akan mengetahui harga daging sapi di pasaran,” ungkap Yayat saat wawancara melalui telepon seluler, Rabu (10/2).
Yayat mengatakan, kebutuhan daging sapi potong di Jawa Barat, setiap satu tahun ada di angka 1.017.138 kilogram atau setara dengan 193.255 ton daging sapi potong. Menurutnya, harga daging sapi potong sebelumnya hanya Rp88 ribu, meningkat di harga Rp94 ribu.
“Sekarang untuk daging sapi potong kualitas bagus menjadi Rp120 hingga Rp125 ribu per kilogram,” ujarnya.
Yayat juga berharap agar pemerintah segera menyelesaikan masalah ini, dengan demikian harga jual sapi potong di pasaran bisa berada di harga Rp100 ribu untuk konsumsi masyarakat, termasuk rumah makan, pedagang bakso, dan pedagang sayuran keliling antar kampung.
Selanjutnya kebutuhan menjelang puasa dan lebaran bisa terpenuhi yang tadinya hanya 153.255 ton daging sapi potong akan meningkat menjadi 3-4 kali lipat karena harganya dapat terjangkau.
“Kami mengapresiasi upaya Gubernur Jawa Barat yang akan melakukan impor sapi dari NTB 1000 ekor. Tentunya selain bisa lama tapi tidak akan menutupi masalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu,” kata Yayat.
Mengingat saat ini masih dalam masa pandemi Covid 19 ini, kata Yayat, sehingga daya beli masyarakat cukup rendah, pasalnya banyak perusahan yang tutup gulung tikar, sehingga banyak karyawan yang mengalami PHK. Dan hal itu berdampak kepada konsumsi daging sapi di setiap pasar tradisional.
“Kami berharap kepada pemerintah Provinsi Jabar dan Pusat untuk memberikan solusi dengan melakukan importasi sapi potong dan siap potong atau trading untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan daging sapi,” jelasnya.