JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) disebut memaksa para petani untuk menanam kedelai. Padahal, petani enggan menanam kedelai lantaran kurang produktif dibandingkan dengan tanaman lainnya seperti padi dan jagung.
Pakar Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar mengatakan, keengganan petani menanam kedelai karena dalam satu hektare (ha) lahan pertanian, hasil rata-rata produksi hanya berkisar 1 ton. Jumlah itu berbeda jauh dengan komoditas lainnnya, seperti jagung dan padi.
Pernyataan Hermanto tersebut merujuk pada pernyataan Kementan saat mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR beberapa waktu lalu yang menyebut bahwa Kementan telah mempersiapkan program untuk membuka lahan pertanian kedelai seluas 325 ribu hadi seluruh Indonesia, guna mengatasi defisit kebutuhan kedelai di dalam negeri.
“Kalau saya petani, saya nanam tanaman yang bagi saya menguntungkan. Misalnya saya membandingkan tanaman padi dengan kedelai, pasti lebih menguntungkan padi. Kalau tanah saya bisa ditanami jagung sama kedelai, masih lebih menguntungkan jagung, jadi petani enggak bisa dipaksa tanam kedelai,” ujar Hermanto.
Oleh karen itu, kata Hermanto Kementan juga tidak bisa memaksa perusahaan BUMN seperti PTPN untuk menanam kedelai, sebab dari sisi produktivitas memang kurang baik. Hal ini berbeda dengan proyek pembangunan jalan tol, di mana pemerintah bisa memaksa BUMN seperti Hutama Karya untuk membangun tol Trans Sumatera meski tak menguntungkan.
“PTPNnya mau enggak (menanam kedelai)? Misal dia tanam teh di PTPN VIII, terus suruh tanam kedelai, gimana dia nanamnya? Kedua, kedelai perlu intensif perawatannya, tidak seperti karet, kopi bisa ditinggal, kalau enggak dia kena hama kena penyakit gitu. Jadi satu produktivitasnya relatif rendah sehingga akhirnya pendapatan petani itu rendah. Kemudian nomor dua dia nanamnya perlu perawatan intensif,” tuturnya.
Hermanto menyarankan, solusi terbaik adalah melalui pengembangan varietas baru benih kedelai dengan kualitas super. Di samping itu, perlu dukungan insentif bagi para petani agar mereka mau menanam kedelai.
“Jadi kalau Kementan menargetkan 325 ribu hektare harus jelas itu di mana, siapa yang nanam dan bagaimana mekanismenya. Maksudnya si petaninya apa yang dikasih sehingga dia mau nanam itu. Sebab hampir setiap tahun Kementan punya target, tapi realisasinya rendah,” ucapnya.