BANDUNG – Stigma masyarakat awam terhadap penyandang disabilitas kerap kali menjadi perbincangan sejak lama. Masyarakat awam cenderung melihat sebelah mata terhadap penyandang disabilitas.
Seperti yang di sampaikan Handayani, seorang aktivis disabitas asal Bandung yang sudah bergerak sejak 2005 di BILIC (Bandung Independent Living Center) dan kini ia bergerak di SPICE (Severe and Profound Impairment Collective Empowerment Indonesia) untuk penyandang disabilitas berat.
Ia mengatakan stigma negatif mengenai penyandang disabilitas tidak hanya datang dari masyarakat awam atau lingkungan sosialnya, bahkan bisa datang dari keluarga. “Permasalahan disabilitas di lapangan bahkan banyak ditimbulkan oleh orang tua atau keluarga penyandang disabilitas itu sendiri,”ungkapnya.
Ia juga menambahkan sebagian besar keluarga disbilitas masih menganggap anak mereka tidak memiliki kemampuan untuk berkembang, sehingga banyak penyandang difabel yang tidak diproritaskan menganyam pendidikan formal atau informal.
Hal tersebut sering kali ditemui ketika melakukan kunjungan di lapangan untuk melakukan konseling kepada penyandang disabilitas saat di BILIC. (Mg13)