JAKARTA – Pada Selasa, (2/2), Indonesia kembali mendapatkan 10 juta bahan baku vaksin ditambah satu juta overfill (volume ekstra) dari Sinovac sehingga totalnya ada 11 juta dosis bahan baku pembuatan vaksin COVID-19 yang akan diproduksi lagi di Bio Farma.
“Overfill” adalah volume ekstra yang diberikan Sinovac untuk mengantisipasi proses produksi di Bio Farma.
“Untuk kedatangan hari ini akan mulai diproses 13 Februari dan diharapkan selesai 30 Maret 2021. Setelah selesai diproduksi harus mengikuti uji mutu dan ‘quality control’ yang ketat yang dilakukan laboratorium Bio Farma maupun BPOM untuk memastikan vaksin yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan mutu yang ditetapkan,” ungkap Juru Bicara PT Bio Farma Bambang Heriyando di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, Selasa, (2/2).
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan mengeluarkan hasil uji dalam bentuk “lot release” untuk vaksin yang diproduksi Bio Farma dari gelombang pertama yang diperkirakan akan selesai pada minggu kedua Februari 2021.
“Lot release” merupakan persyaratan dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) berupa proses evaluasi yang dilakukan oleh otoritas obat setiap negara terhadap hasil uji dan/atau review dokumen mutu lot/batch suatu produk vaksin untuk menjamin mutu setiap lot/batch vaksin tersebut.
“Vaksin tersebut rencananya akan dialokasikan untuk petugas publik dan tenaga layanan publik termasuk TNI/Polri mulai akhir Februari 2021,” ungkap dia.
Menurut Bambang, proses pendistribusian vaksin COVID-19 agar vaksin tetap terjaga dengan menggunakan sistem manajemen vaksin atau SMDV yang terintegrasi dilengkapi “dashboard internet of thing”.
“Kemasan vaksin COVID-19 akan dinamakan ‘Covid-19 vaccine’, memiliki kemasan yang berbeda dengan vaksin yang sebelumnya didistribusikan yaitu ‘Coronavac’,” kata Bambang seperti dilansir dari Antara.
Bila sebelumnya vaksin buatan Sinovac dengan merek “Coronavac” tiga juta dosis dikemas dalam dosis tunggal (satu vial berisi satu dosis) artinya dikemas dalam satu kardus berisi 40 vial sehingga satu kardus berisi 40 dosis.
Sementara, vaksin COVID-19 yang akan diproses di Bio Farma akan dikemas “multidose” di mana satu vial berisi 10 dosis dan dalam satu kardus akan dikemas 10 vial sehingga satu kardus berisi 100 dosis. Namun, Bambang menegaskan perbedaan kemasan tidak akan menghasilkan kualitas yang beda.