JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi telah meluncurkan Bank Syariah Indonesia pada Senin, (1/2) di Istana Negara. Acara yang juga disiarkan secara virtual ini menandai aktifnya Bank Syariah Indonesia Tbk.
Bank Syariah Indonesia Tbk adalah merger dari tiga bank syariah BUMN yakni Mandiri Syariah, BNI Syariah dan BRI Syariah, yang termasuk Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kinerja perbankan syariah Indonesia telah mencatatkan pertumbuhan yang stabil dan berhasil tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan perbankan konvensional.
Dalam banyak hal, perbankan syariah mencatatkan perubahan yang lebih tinggi dibandingkan bank konvensional. Dari sisi asset, perbankan syariah secara tahunan mampu naik 10,97 persen, sementara bank konvensional naik sebanyak 7,7 persen.
Dari sisi dana pihak ketiga, tumbuhnya perbankan syariah mencapai 11,56 persen secara tahunan, sedikit di atas bank konvensional yang bertumbuh sebesar 11,49 persen.
Dari sisi pembiayaan, perbankan syariah secara tahunan tumbuh 9,42 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan bank konvensional yang hanya tumbuh sejumlah 0,55 persen.
Presiden pun berharap ekonomi syariah akan bertumbuh dengan cepat dan mampu berkontribusi besar dalam mewujudkan kesejahteraan umat dan masyarakat, membuktikan bahwa Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin.
“Dengan data seperti itu saya meyakini ekonomi syariah Indonesia akan tumbuh sangat cepat, akan berkontribusi besar dalam mewujudkan kesejahteraan umat dan masyarakat kita, sebagai bagian dari bukti bahwa islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin,”tuturnya.
Sebelumnya, Presiden juga telah menyampaikan, berdasarkan data The State Of Global Islamic Economy Indicator Report, sektor ekonomi syariah Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang berarti.
Pada tahun 2018, ekonomi syariah Indonesia berada di peringkat kesepuluh dunia. Prestasi ini kemudian meningkat di tahun 2019, ekonomi syariah Indonesia naik menjadi peringkat yang kelima di dunia. Selanjutnya, tahun 2020, ekonomi syariah Indonesia terus menanjak dan menempati posisi peringkat empat dunia.
“Kenaikan peringkat tersebut harus kita syukuri, namun kita harus terus bekerja keras untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat gravitasi ekonomi syariah regional dan global,”tuturnya.