Rasa ngeri terbayang kejadian itu terus menghantuinya tatkala beberapa tim evakuasi termasuk Kasi Pol PP yang dia kenal satu kantor dengannya dikabarkan meninggal dunia, sesaat setelah kejadian longsor susulan.
“Waktu berlari, saya melihat pak Kasi Pol PP berlali ke pinggir. Karena waktu itu melihat ada masyarakat yang melihat longsor. Mungkin beliau ke sana untuk mengarahkan masyarakat untuk berlari,” katanya.
Dalam keadaan panik, Dadin berusaha mencari tempat berlindung setelah keluar dari kolong mobil. Saat itu terlintas dalam pikirannya selain mencari tempat berlindung juga mencari kendaraan (motor) yang tadi dia bawa untuk mengantar salah satu pimpinan di kantornya, Kasi Sosial bernama Asep, ke lokasi kejadian.
“Kaget dalam hati ketika melihat tempat parkir motor itu sudah rata dengan tanah. Kaget dan bingung apa yang harus saya lakukan kendaraan yang saya bawa tidak bisa diketemukan lagi seolah hilang tertelan bumi,” pasrahnya.
Selang beberapa jam, dengan badan terbaring lemas, Dadin memutuskan untuk pulang dan mengabari keluarganya supaya tidak khawatir. Sebab sebelumnya ia izin pergi dari rumah untuk mengantarkan Kasi Sosial ke lokasi longsor.
“Saya diantarkan teman untuk ke rumah supaya keluarga tidak khawatir,”bebernya.
Dadin pergi ke kecamatan untuk melaporkan bahwa dirinya selamat dari kejadian tersebut.
Ketika banyak orang yang menanyakan bagaimana dirinya bisa selamat dengan berlindung di bawah mobil, ia memutuskan untuk minta pulang karena sudah terlalu lelah.
“Saya minta pulang, kondisi lemes. Eh pas sudah pulang ke rumah pun tak bisa tidur. Masih terbayang-bayang kejadian longsor itu sampai sekarang. Alhamdulillah masih diberi kesempatan sama Allah,” tutupnya. (ira)