SUBANG – Teka-teki identitas mayat balita dalam karung yang dibuang di pinggir jalan area perkebunan teh, Desa Sarireja, Kecamatan Jalancagak, Minggu (17/1) lalu belum terungkap.
Demikian juga pelakunya yang belum terungkap. Pihak Polres Subang hingga kini masih menunggu laporan keluarga dan menyelidiki kasus tersebut.
Hasil otopsi diketahui bahwa balita dalam karung yang dibuang itu diduga korban kekerasan. Ada bekas kekerasan pada bagian kepala.
Siapa yang tega berbuat keji kepada anak malang itu? Menurut Tuti, saksi mata di lokasi kejadian, sehari sebelum mayat itu dibuka ada seorang lelaki yang memikul karung dari arah utara. Lalu berhenti di jalan kecil kebun teh. Memang lokasi itu sering dijadikan para penumpang menunggu angkutan umum ke arah Bandung.
“Laki-laki masih muda, pake baju yang ada penutup kepala. Gak pake masker. Jadi karung itu dipikul ya seperti orang bawa barang biasa. Berhenti menunggu angkutan umum di sana,” ujar Tuti menunjuk lokasi tempat karung berisi mayat anak ditinggalkan.
Menurut Tuti, beberapa angkutan umum elf arah Bandung sempat berhenti . Laki-laki itu menggelengkan kepala, menolak naik. Hal itu kata Tuti disaksikan tukang ojek pangkalan di sebrang jalan.
“Mungkin ada sekitar 3 elf yang nawarin, ditolak terus. Tapi setelah tukang ojek lengah, ternyata lelaki itu sudah gak ada. Tapi karungnya ditinggal,” ujarnya.
Menurut saksi mata lainnya, pedagang nanas di sekitar lokasi, karung yang berisi mayat itu sempat dipindahkan. Disenderkan ke pohon pinggir jalan itu. Saat itu tidak tercium aroma bau busuk.
“Dikira karung punya penumpang ketinggalan. Dibiarkan aja, mungkin disangkanya nanti juga pemiliknya kembali,” tandasnya.
Baru kemudian esok harinya, Minggu (17/1) pedagang nanas dan tukang ojek heboh dengan aroma bau busuk yang menyengat. Sempat disangka busuk daging sapi milik penumpang atau hewan. Warga berinisiatif melapor polisi. Ternyata berisi mayat balita. (pasundanekspress)