JAKARTA – Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Kabasarnas) Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito mengumumkan berakhirnya operasi SAR atas insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ-182, Kamis (21/1) sore ini.
“Operasi SAR terhadap kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu secara resmi saya nyatakan ditutup,” kata Bagus di Dermaga JICT II, Jakarta Utara, Kamis ini.
Bagus mengatakan, operasi SAR ditutup setelah Basarnas berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Terdapat beberapa pertimbangan seperti temuan korban dan puing pesawat, sebelum operasi SAR dinyatakan ditutup.
“Setelah melalui pertimbangan teknis, hasil temuan korban, efektivitas, pertemuan beberapa kali dengan pihak keluarga korban, masukan-masukan dari unsur di lapangan, dan terakhir tadi kami melaksanakan rapat yang dipimpin oleh Menhub,” ucap Bagus.
Tercatat masa operasi SAR atas jatuhnya SJ-182 berlangsung selama 13 hari. Sebelum ditutup, operasi SAR telah mengalami perpanjangan masa selama dua kali.
Total selama 12 hari operasi SAR, tim menemukan 325 kantong berisi bagian tubuh korban, 68 kantong serpihan kecil pesawat, dan 55 potongan besar pesawat.
Selain itu, temuan penting lainnya ialah kotak hitam jenis flight data recorder (FDR) pada Selasa (12/1) lalu. Namun, tim belum menemukan cockpit voice recorder (CVR) selama operasi SAR di perairan Kepulauan Seribu.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, pencarian CVR ke depannya bakal di bawah koordinasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang bertindak sebagai investigator kecelakaan pesawat ini.
“Kami berkomitmen tetap melakukan upaya-upaya dan mengalihkan lead daripada ini ke KNKT. Di mana KNKT sudah mendapat kesepakatan dari KSAL, TNI dan Polri untuk melakukan operasi lanjutan,” kata Budi dalam konferensi pers di Dermaga JICT II, Jakarta Utara, Kamis.(ast/jpnn)