Penny juga mengatakan bahwa perlu beberapa data yang harus dikumpulkan dan uji klinis lebih lanjut guna menunjukan keamana dan imugenitas vaksin.
“Untuk menerbitkan use authorization itu ada beberapa data yang harus kita kumpulkan terlebih dahulu. Pertama itu data uji klinik vase 1 dan 2 dalam pemantauan yang full 6 bulan untuk menunjukkan keamanan dan imugenitas vaksin,” bebernya.
Berbicara soal efikasi yang berbeda-beda disetiap negara, kepala BPOM menyebut kalau tingkat efikasi disetiap negara itu kemungkinan akan berbeda karena dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada. Ia juga menekankan bahwa tingkat efikasi vaksin berbeda dengan efektifitas kerberhasilan vaksin dalam mencegah virus.
“Sebenarnya kita tidak bisa membedakn efikasi bahkan untuk vaksin yang dalam platform yang sama pun tidak bisa karena memang berbeda suasana ekosistem strategisnya di masing masing tempat dimana uji klinik itu dilakukan sangat berbeda,” bebernya lagi.
BPOM akan mendukung penuh pengembangan kemandirian farmasi dan tentunya soal vaksin virus korona.
“Teman teman di badan POM siap untuk mendukung pengembangan percepatan kemandirian industri farmasi di bidang obat dan makanan terutama vaksin dalam hal ini sekarang juga sudah ada beberapa vaksin yang siap untuk uji klinik vase ketiga,” tutupnya. (Mg5/wan)