JAKARTA – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito menegaskan pihaknya akan selalu mengawasi kualitas vaksin COVID-19 Sinovac. Hal ini dinilai penting agar tidak ada kerusakan ketika vaksin sampai di daerah tujuan.
“Fasilitas penyimpanan secara konsisten stabil di cold storage dengan suhu 2-8 derajat Celcius. Itu diawasi ketat oleh BPOM,” tegas Penny di Jakarta, Jumat (8/1), dikutip dari fin.co.id.
Menurutnya, dalam mengawal rantai penyimpanan dingin itu, BPOM bersinergi dengan kementerian, lembaga dan unsur terkait. BPOM, lanjutnya, mengawal produk mulai dari industri farmasi hingga siap diinjeksi kepada pengguna.
Untuk penggunaan vaksin Covid-19 Sinovac, saat ini masih menunggu izin penggunaan darurat atau EUA. Izin ini diperlukan agar bisa digunakan oleh masyarakat Indonesia, terutama target prioritas.
“Kami menunggu hasil uji klinis vaksin Sinovac fase III di Bandung. Kita akan bahas tidak lama lagi. Mudah-mudahan segera final sehingga dapat diumumkan EUA tersebut,” jelasnya.
Setelah mendapatkan EUA, vaksin Covid-19 Sinovac akan terus diawasi manfaat, keamanan dan efek sampingnya. Masyarakat yang mendapatkan vaksinasi dapat melaporkan keluhan kepada pihak penyuntik. Selanjutnya, informasi tersebut akan diteruskan kepada BPOM.
“Masyarakat dapat melaporkan pada fasilitas pertama yang bersangkutan mendapatkan vaksin injeksi. Kemudian layanan kesehatan akan melaporkan pada Komite Daerah KIPI (Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi). Selanjutnya dilaporkan ke Komisi Nasional Penilai Obat dan dilaporkan ke BPOM pusat farmakovigilans nasional,” paparnya.
Meskipun vaksinasi akan segera dilaksanakan, Penny berharap masyarakat tidak lengah dan meminta masyarakat tetap disiplin 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak). Disiplin protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan saat proses vaksinasi. “Protokol kesehatan tetap wajib dilakukan. Sebelum, saat proses vaksinasi dan sesudahnya. Jika dilaksanakan bersamaan, hasilnya diharapkan bisa efektif,” pungkasnya. (rh/fin)