BANDUNG – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung menolak Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka pada awal tahun ini. Sebaliknya, Didik Kota Bandung memastikan perpanjangan masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) alias KBM secara daring.
Keputusan tersebut diambil setelah menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh para akedemisi, praktisi pendidikan, serta organisasi profesi beberapa waktu lalu, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung baru-baru ini.
Menurut Sekretaris Disdik Kota Bandung Cucu Saputra mengatakan, FGD tersebut merupakan kajian yang akan menjadi masukan untuk keputusan Wali Kota Bandung terkait PJJ.
“Rekomandisinya adalah PJJ diperpanjang untuk satu semester kedepan, tentu dengan beberapa catatan, catatanya adalah bagaimana meningkatkan kualitas PJJ,” ungkap Cucu kepada Jabar Ekspres, Minggu (3/12).
Ia mengatakan, hal yang paling menentukan bahan pertimbangan keputusan tidak bersifat parsial hanya menyangkut kesiapan sekloah, namun berbagai aspek terkait dengan berbagai hal terutama yang paling menentukan adalah penyebaran Covid-19 di Kota Bandung.
“Jadi yang menjadi pertimbangan utama adalah, bahwa kondisi Kota Bandung belum aman untuk melakukan pembelajaran tatap muka yang berdampak pada interaksi secara sosial,” jelasnya.
Cucu menuturkan, pihkanya berupaya untuk menghasilkan kebijakan PJJ sebelum kalender pendidikan semester genap dimulai. Dia yang juga merupakan Ketua Persatuan Guru Indonesia (PGRI) Kota Bandung mengaku, hampir 100 persen pihak yang terlibat di dalam forum FGD setuju terkait perpanjangan PJJ.
“PGRI menjadi bagian dalam FJD tersebut dan PGRI merekomendasikan itu juga sama. Hampir 100% menyepakati PJJ lagi, tentu dengan prioritas mementingkan keselamatan anak,” ujarnya.
Sebelumnya, Cucu juga sempat mengungkapkan, 80 persen sekolah di Kota Bandung sudah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) dilihat dari kesiapan sarana protokol kesehatan yang harus dimiliki oleh setiap sekolah.
“80 persen sudah siap, (kesiapan) orang tua di luar itu. Sarana dan prasarana, hanya sanitasi, tempat cuci tangan, masker, jaga jarak 1.5 meter,” ungkapnya.
Berdasarkan data yang dikemukakannya, 100 persen sekolah di Kota Bandung sudah mengisi daftar periksa yang telah ditentukan. “Kami pertama secara tahapannya dulu, dari setiap sekolah itu di Kota Bandung sudah 100 persen mengisi daftar periksa, di Dapodik (data pokok pendidikan), Setelah itu kami petakan dulu,” ungkapnya.