“80 persen sudah siap, (kesiapan) orang tua di luar itu. Sarana dan prasarana, hanya sanitasi, tempat cuci tangan, masker, jaga jarak 1.5 meter,” ungkapnya.
Cucu menjelaskan, 100 persen sekolah di Kota Bandung sudah mengisi daftar periksa yang telah ditentukan. “Kami pertama secara tahapannya dulu, dari setiap sekolah itu di Kota Bandung sudah 100 persen mengisi daftar periksa, di Dapodik (data pokok pendidikan), Setelah itu kami petakan dulu,” ungkapnya.
“Secara garis besar ada yang disebut dengan 5S, artinya keputusan (PTM) holistik. Siap pemdanya, siap sekolahnya, siap orang tuanya, siap siswanya, siap gurunya,” jelas Cucu.
Secara nasional, Cucu mengatakan, terdapat instrumen yang harus dipenuhi agar sekoalah dinyatakan siap untuk melakukan PTM. Instrumen itu disebut dengan daftar periksa yang harus diunggah ke laman Dapodik.
Menurutnya, hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan verifikasi terkait PTM. Selain dilihat dari sarana dan prasarana, aspek kesehatan siswa juga menjadi poin utama sebelum pelaksanaan PTM.
“Tapi ada yang lain selain sarana dan prasarana, yaitu yang berhubungan dengan si siswanya. Contoh, siswa apakah memiliki penyakit bawaan atau tidak. Hal lain yang mesti menjadi, ini domain siapa sih sebetulnya. Bagaimana memastikan peserta didik tidak terpapar,” ungkapnya.
Adpaun peran pemerintah yang juga termasuk ke dalam 5S, Cucu menuturkan, lebih kepada peta penyebaran covid-19.
“Diibaratkan itu bisa dieksekusi, seperti hak veto. Sekolah punya termogun, sanitasi sudah ada, soal penyebaran kan bukan urusan sekolah” tuturnya.
“Jadi apapun yang sudah disiapkan oleh sekolah, ketika pemerintah daerah dalam hal ini satgas covid-19 menyatakan Bandung belum, gugur semuanya,” tegasnya.(mg7/ziz)