CIMAHI – Harga sejumlah jenis cabai di pasar tradisional di Kota Cimahi meroket menjelang Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Meski begitu, pasokannya dipastikan aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Cabai tanjung yang awalnya per kilogram nya hanya Rp 34 ribu kini naik hingga Rp 70 ribu per kilonya. Cabai rawit dari Rp 24 ribu per kilogram kini menjadi Rp 55 ribu per kilogram, cabai keriting merah dari Rp 25 ribu per kilogram menjadi Rp 65 ribu per kilogram.
Meroketnya harga berbagai jenis sayuran tersebut mendapat tanggapan dari Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Cimahi, Ngatiyana saat melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) di Pasar Atas Baru dan Pasar Antri, Kota Cimahi pada Rabu (23/12).
Dirinya mengakui kenaikan ini cukup signifikan. Meski begitu, kondisi ini sangat wajar dan menjadi keuntungan bagi para petani untuk menikmati hasil jerih payahnya dalam memananm hingga memanen.
“Mungkin ini rezekinya para petani ya, kapan lagi petani bisa menikmati hasil panennya. Jadi kalau untuk sembilan bahan pokok kenaikannya masih wajar. Yang paling siginifan kenaikannya adalah sayuran,” terangnya.
Sejumlah sayuran lainnya juga mengalami kenaikan harga diantaranya, brokoli dari Rp 14 ribu/kg menjadi Rp 25 ribu/kg, mentimun dari Rp 6 ribu/kg naik menjadi Rp 11 ribu/kg. Komoditi lain yang mengalami kenaikan harga, yakni daging ayam dari Rp 33 ribu/kg menjadi Rp 35 ribu/kg.
Untuk kebutuhan pokok lainnya, ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan. Salah satunya adalah daging ayam potong yang mengalami kenaikan harga Rp 2.000/kg. Meski begitu, ia memastikan ketersediaan semua kebutuhan pokok masyarakat masih aman.
“Daging ayam ada kenaikan yang semula Rp 33 ribu/kg menjadi Rp 35 ribu/kg, naik Rp 2 ribu. Sementara untuk daging sapi harganya masih standar, tidak signifikan,” terangnya.
Semenatara itu, Kepala Disdagkoperin Kota Cimahi, Dadan Darmawan menambahkan, penyebab kenaikan harga sejumlah komiditi sayuran adalah karena faktor cuaca.
“Kenaikannya karena cuaca ya, musim hujan. Permintaan banyak sementara barangnya jarang. Tapi ada juga harganya yang turun seperti telur ayam,” katanya.
Pihaknya juga berharap, masyarakat tidak melakukan aksi borong barang kebutuhan pokok untuk keperluan Natal dan Tahun Baru yang bisa memicu kekhawatiran konsumen lainnya, dan membeli bahan pokok secara wajar, agar tidak terjadi gejolak di masyarakat.