Ia pun mengungkapkan, sedari awal pihaknya tidak setuju akan pemeriksaan rapid test jenis apapun sebagai syarat melakukan perjalanan. Sebab, hasil rapid test sendiri tidak bisa sebagai patokan orang tersebut positif atau negatif Covid-19. ’’Hal yang tidak efektif dan hanya menambah biaya yang dibebankan ke konsumen atau masyarakat,’’ terang dia.
Apalagi, saat ini belum ada standar baku untuk alat tersebut dapat digunakan dalam deteksi dini virus Covid-19. Dia pun mengatakan agar rapid test ini dikembalikan kepada fungsi awalnya. ’’Tujuan rapid test sebaiknya dikembalikan semula untuk kepentingan penelitian epidemiologi,’’ tandasnya. (mg1/bbs/drx)
