Pemprov Jabar Petakan Prioritas Vaksin

Adapun usulan menggunakan gedung besar untuk proses pemberian vaksin telah disampaikan langsung oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat mendampingi Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin dan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dalam agenda peninjauan pemberian vaksin COVID-19 di Puskesmas Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis, 19 November 2020.

Usulan menggunakan gedung besar untuk vaksinasi kembali disampaikan, berikutnya melalui Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, usai pertemuan di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat, 4 Desember 2020.

Ridwan Kamil juga ikut memantau langsung simulasi sistem pemberian vaksin COVID-19 yang digelar Pemda Provinsi Jabar di Puskesmas Poned Tapos, Kota Depok, Kamis, 22 Oktober 2020.

Simulasi pertama tersebut merupakan respons cepat terhadap pembelian vaksin oleh pemerintah pusat. Saat itu, Kang Emil mengikuti semua rangkaian simulasi. Mulai dari screening, cuci tangan, pemeriksaan administrasi, pemeriksaan kesehatan, proses penyuntikan, sampai menunggu 30 menit untuk melihat reaksi vaksin.

Dari simulasi tersebut, Pemda Provinsi Jabar juga fokus meningkatkan kesiapan storage vaksin (kulkas/alat pendingin) serta tenaga kesehatan maupun penyuntik vaksin.

Untuk diketahui, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac tiba di Indonesia pada Minggu (6/12) malam WIB. Setelah ini, artinya masyarakat di tanah air siap untuk divaksinasi. Sebelum vaksinasi digelar, vaksin Covid-19 tersebut wajib untuk dipastikan aman dan efektif dengan efek samping seminimal mungkin tanpa menimbulkan dampak serius.

Berdasar itu, Indonesia masih menunggu Izin Penggunaan Darurat dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menegaskan dengan vaksinasi akan menimbulkan kekebalan tubuh. Menurutnya, pemerintah Indonesia menjadikan vaksinasi menjadi bagian dari strategi penanggulangan pandemi Covid-19.

“Pemerintah hanya akan menyediakan vaksin yang terbukti aman dan lolos uji klinis sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),” tegasnya dalam konferensi pers, Senin (7/12).

Terawan menegaskan 1,2 juta vaksin itu merupakan bagian dari pengadaan tahap pertama sebanyak 3 juta dosis jenis SARS-COV-2 yang inaktivasi. Lalu apa saja mekanisme dan alurnya setelah itu?

Pertama, dilakukan pemeriksaan kualitas vaksin serta dokumen vaksin arrival report. Kemudian pengisian dokumen vaksin arrival report juga dilakukan dengan lengkap dan benar sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik vaksin. Pemeriksaan fisik barang harus dilakukan dan teliti dan cermat sehingga kita yakin bahwa status vaksin yang diterima dalam kondisi baik. Tidak ada kemasan atau isi yang rusak dan suhu selama perjalanan atau pengiriman sesuai dengan prosedur.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan