Salah Sendiri

Tentu masih terlalu banyak pertanyaan yang belum terjawab. Misalnya kalau mereka nanti dicoret dari pasar modal. Bagaimana nasib para pembeli sahamnya.

Demikian juga kalau ada yang go private. Bagaimana caranya. Bisa jadi tetap saja perusahaan Tiongkok itu yang untung.

Bagi mereka selalu saja ada jalan menuju laba.

Tiongkok sendiri, sebagai negara, juga sudah mengantisipasinya. Tahun lalu Disway sudah menulis lahirnya jenis bursa saham baru di Shanghai. Yang disebut STAR Board.

Perusahaan-perusahaan anak muda di Tiongkok bisa IPO di STAR Board. Khususnya perusahaan bidang teknologi tinggi. Yang mereka itu dulunya antre IPO di Nasdaq, New York.

Persyaratan di STAR Board pun sangat mudah. Tidak harus sudah dua tahun laba. Masih rugi pun boleh. Bahkan perusahaannya belum beroperasi pun bisa. Mereka bisa mendapatkan modal dari pasar saham STAR Board. Tanpa bunga, tentunya.

Satu-satunya aturan adalah: orang biasa, yang belum berpengalaman membeli saham di pasar modal, dilarang membeli saham di STAR Board. Takut tertipu. Mereka dianggap belum tahu bagaimana memahami laporan perusahaan yang masih baru.

Aturan ini sama sekali tidak menghambat perdagangan saham di STAR Board. “Selalu ada teman yang punya teman,” seloroh mereka. Saat ini tercatat 3 juta perorangan yang membeli saham lewat STAR Board. Mungkin banyak yang lewat temannya teman itu.

Sampai hari ini sudah 25 perusahaan pemula yang meraup modal dari STAR Board. Banyak yang bidangnya adalah semiconductor. Untuk mengatasi ketergantungan Tiongkok. Yang selama ini selalu harus impor dari Amerika.

Tahap pertama, 25 perusahaan itu, merupakan hasil seleksi awal. Dari 149 perusahaan baru yang mengajukan diri. Harga saham mereka naik gila-gilaan. Ada yang naik sampai 450 persen.

Di STAR Board memang tidak ada batasan. Boleh naik berapa saja. Tidak seperti di pasar modal biasa. Yang kalau kenaikannya tinggi perdagangan sahamnya langsung dihentikan.

Pasar modal Hong Kong sendiri memiliki kemampuan untuk menyerap mereka yang kelak lari dari Nasdaq atau NYSE. Kapasitas keuangan Hong Kong cukup besar untuk itu. Apalagi pasar modal di dunia itu sebenarnya sudah satu: bisa saling menawarkan saham.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan