Jabar Catat Investasi Lebih dari Rp380 Triliun, Seperti Apa Rinciannya?

BANDUNG – Sampai saat ini Provinsi Jawa Barat (Jabar) masih menempati rangking satu untuk investasi terbanyak dengan total investasi lebih dari Rp380 triliun.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, dari total investasi itu terdiri dari realized investment (nilai realisasi investasi periode Januari hingga September 2020); (2) preparation stage (tahap persiapan investasi); (3) commitment stage (tahap komitmen investasi); dan (4) ready to offer (nilai tahap investasi siap tender).

Menurutnya, untuk kategori pertama, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) periode Januari hingga September 2020, Jabar menempati peringkat pertama realisasi investasi berdasarkan lokasi dengan nilai mencapai Rp86,3 triliun atau 14,1 persen.

’’Rinciannya, pada periode Januari-September 2020, total realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) di 27 kabupaten/kota se-Jabar mencapai Rp86.323.373.390.530,- dengan jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 86.627 orang serta 13.386 jumlah proyek,’’ ucap Ridwan Kamil di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Senin (16/11).

Semenatara itu,Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Noneng Komara Nengsih menjelaskan, dari berbagai investasi yang ada, lima sektor yang paling diminati investor adalah: (1) konstruksi; (2) transportasi, gudang & komunikasi; (3) perumahan, kawasan industri & perkantoran; (4) listrik, gas & air; serta (5) industri kendaraan bermotor & alat transportasi lain.

“Untuk penyerapan tenaga kerja PMA dan PMDN paling banyak di industri tekstil mencapai 33,19 persen, kemudian disusul industri barang dari kulit dan alas kaki, industri logam, mesin & elektronika, industri kendaraan bermotor & alat transportasi lain, serta transportasi, gudang & komunikasi,” ucap Noneng.

Sementara kategori nilai tahap persiapan investasi berasal dari 11 investor, yakni: (1) PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia; (2) PT Amazon Data Services Indonesia; (3) PT UPC Sukabumi Bayu Energi; (4) PT Kereta Cepat Indonesia China; (5) PT Tanjung Jati Power Company; (6) PT Pertamina Power Indonesia dan PT Jawa Satu Power; (7) PT Premier Qualitas Indonesia dan Trisula Group; (8) Masdar Mubadala Company; (9) China Petroleum Corporation; (10) Frisian Flag Indonesia; dan (11) PT Jasa Marga Japek Selatan.

Dari 11 investor tersebut, total nilai tahap persiapan mencapai Rp251,2 triliun atau sekitar 17,9 miliar dolar Amerika Serikat (AS) selama 3-10 tahun, antara lain oleh Amazon sebesar Rp417 miliar dan oleh Hyundai Motor sebesar Rp18,1 triliun. Sementara China Petroleum Corporation memiliki nilai preparation stage terbesar yaitu Rp90,3 triliun.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan