BANDUNG – Jurnalis layak menjadi salah satu pihak yang diprioritaskan mendapatkan vaksin COVID-19. Terlebih, kerja mengabarkan informasi kepada masyarakat sering tidak mengenal waktu dan tempat. Hal ini dinilai sangat penting agar jurnalis dapat aman dari paparan Corona.
“Semua sepakat prioritasnya adalah dokter, perawat yang merupakan garda depan penanganan COVID-19 dan TNI/Polri. Saya usulkan juga guru, dosen, pengajar, pendidik, dan jurnalis wartawan,” kata Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani di Bandung, Jawa Barat, Minggu (8/11).
Menurut dia, kinerja jurnalis dalam mengabarkan informasi kepada masyarakat, tidak mengenal waktu dan tempat. Bahkan harus rela menerabas saat pandemi COVID-19.
“Bahkan, saat pandemi ini ada kantor mereka yang memberikan jaminan dan ada yang juga tidak. Saya minta para jurnalis tetap disiplin 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) dalam menjalan profesinya,” imbuh Muzani.
Dia menilai vaksin COVID-19 di satu sisi merupakan kebutuhan. Karena masyarakat butuh keamanan dari sisi kesehatan. Namun, di sisi lain tidak boleh memunculkan masalah baru.
Pengalaman negara lain harus menjadi contoh dalam penggunaan vaksin COVID-19. Misalnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) harus memberikan jaminan keamanan penggunaan vaksin dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait dengan kehalalan vaksin tersebut.
“Biaya negara yang besar untuk vaksin harus bisa memberikan manfaat agar perputaran ekonomi bisa meningkat dan bangkit seperti sebelumnya,” jelasnya.
Kemampuan negara sedang terbatas akibat pandemi. Ssehingga penggunaan anggaran harus efektif untuk pemulihan ekonomi dan vaksin yang diberikan kepada masyarakat harus aman dan nyaman.
“Kerja sama di lapangan sangat penting antarpemangku kepentingan. Seperti pemerintah, BUMN kesehatan, dan BPOM harus duduk bersama menentukan langkah dan solusi. Tujuannya agar masyarakat tahu manfaat dan kegunaan penggunaan vaksin COVID-19,” paparnya.(rh/fin)