BANDUNG – Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung Bambang Arianto mengatakan, Disdik telah melakukan survei terkait pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kepada guru, siswa dan orang tua siswa selama periode April hingga Juli 2020.
Dari hasil survei tersebut, memperlihatkan bahwa PJJ lebih didominasi tugas yang membuat para siswa-siswi merasa bosan dan sebagian orang tua tidak mengerti konten.
“Kita melakukan survei ke 44 ribu siswa, 4.000 orang tua dan 7.000 guru. Salah satu yang kita tanyakan, soal bagaimana pelaksanaan PJJ, dan 86 persen siswa bilang bosan,” kata Bambang di Balai Kota Bandung, Kamis (22/10).
Bambang menambahkan, penyebab munculnya rasa bosan bagi siswa karena banyaknya tugas yang diberikan. Lantas Disdik Kota Bandung pun menanyakan kepada guru tentang metode yang diberikan.
Hasilnya, 91.8 persen dari mereka menjawab adalah pemberian tugas kepada siswa. Sedangkan, untuk orang tua, sebanyak 16.7 persen tidak mengerti konten dan 6.8 persen, orang tua merasa terbebani.
’’Kita melihat kondisi saat ini relatif tidak berubah banyak. Namun begitu kita sudah melakukan perbaikan-perbaikan,” ungkapnya.
Bambang mengatakan, PJJ sudah berlangsung sejak Maret lalu membuat sebagian besar guru menggunakan metode dengan memberikan tugas dan memanfaatkan aplikasi untuk proses belajar mengajar. Tak hanya itu, ada guru juga yang memanfaatkan televisi satelit Bandung 132.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah melakukan kerja sama dengan komunitas Bandung Economic Empowerment Center (BEEC) beberapa waktu lalu.
Pemkot mengklaim kerja sama ini telah memberikan terobosan baru dalam menyelenggarakan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 berupa peluncuran televisi satelit Bandung 132.
Kanal TV Satelit Bandung 132 menayangkan program Padaringan (Pembelajaran Dalam Jaringan) yang memuat ratusan konten video mata pelajaran dari tingkatan SD sampai SMP.
Salah satu siswi, Almi Sakinatul Baiti mengatakan, PJJ yang sudah berlangsung sejak Maret lalu memang membuatnya cukup bosan. Terlebih ketika tidak ada interaksi langsung bersama teman-temannya yang dilakukan seperti saat pembelajaran tatap muka di sekolah.
“Yah menurut aku mah cukup membosankan. Karena monoton aja, materi-tugas-materi-tugas gitu terus. Apalagi sekarang gak ada interaksi langsung sama temen-temen,” ungkapnya.