NGAMPRAH – Penyaluran bantuan kuota internet gratis bagi siswa dan guru selama pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Kabupaten Bandung Barat baru mencapai 60 persen.
Kepala Bidang SMP pada Dinas Pendidikan KBB, Dadang A Sapardan mengatakan ada berbagai kemungkinan yang terjadi dalam pelaksanaan penyaluran kuota internet gratis tersebut sehingga belum terlaksana sepenuhnya, terutama kendala teknis.
Misalnya kesalahan nomor oleh operator sekolah sehingga harus diperbaiki. Lalu kemungkinan nama pemilik dengan nomor HP berbeda. Misalnya siswa menuliskan nomor HP tetangganya, itu ada karena siswa tersebut tidak memiliki nomor HP atau tidak memiliki HP.
“Jadi memang ada beberapa kendala teknis yang menghambat penyaluran, biasanya dari kesalahan nomor atau pemilik yang bukan sebenarnya, jadi menuliskan nomor milik orang lain akhirnya harus verifikasi ulang,” ungkap Dadang, Senin (19/10).
Padahal, lanjut Dadang, bagi siswa atau orang tua yang tidak memiliki HP tidak perlu memaksakan karena PJJ bisa dilakukan dengan luring namun dalam jumlah terbatas.
“Itu kan harus dikonfirmasi ke siswa atau ke orangtua siswa apakah punya atau tidak. Sebenarnya kan kita juga ada program guru sapa siswa, jadi pembelajarannya luring, hanya siswanya terbatas,” terangnya.
Dadang mengakui, banyak hal yang belum terealisasi terkait bantuan kuota internet untuk PJJ ini. Menurutnya kendala bisa juga karena providernya tidak ditunjuk oleh kementerian, sehingga kuota pendidikan tersebut tidak bisa masuk.
“Targetnya harus semua rampung dalam empat bulan ini. Jadi kita sedang rekapitulasi dulu kesalahannya apa saja biar penyaluran bisa berlanjut,” katanya.
Adapun kuota yang didapat oleh para siswa mencapai 30 GB selama empat bulan mulai dari bulan September, Oktober, November, dan Desember.
“Jadi kuota pendidikan tersebut diperuntukkan khusus untuk pembelajaran saja, termasuk komunikasi antara guru dan siswa,” tandasnya. (mg6/drx)