KOTA – Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menyampaikan, pemerintah pusat memberikan dukungan anggaran kepada pemda dalam program PEN Daerah.
“Program PEN Daerah diberikan dengan beberapa kriteria. Di antaranya daerah yang terkena dampak Pandemi Covid-19, memiliki program kegiatan pemulihan ekonomi,” ujar Bupati dalam rilisnya di IG Dony Ahmad Munir, baru-baru ini.
Dalam rilis tersebut, disampaikan juga jika sebelumnya Pemda Sumedang secara virtual.telah melakukan penandatanganan komitmen bersama, untuk pelaksanaan program PEN Daerah Jawa Barat bersama 15 Kabupaten dan 8 kota se-Jawa Barat
“Kegiatan ini sebagai bentuk komitmen bersama dalam melaksanakan program PEN daerah,” tulisnya.
Dalam akun tersebut juga disebutkan besaran anggaran yang diterima Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk pemulihan ekonomi dalam masa pandemi Covid-19.
Dimana dikatakan anggaran tersebut akan dialokasikan untuk peningkatan jalan Cicau – Karedok senilai Rp 6,06 miliar, lanjutan penataan alun-alun Sumedang senilai Rp 3,31 miliar, pembangunan gedung creative center senilai Rp 14,52 miliar dan pengembangan destinasi wisata Jatigede senilai Rp 15 miliar.
“Sumedang mendapat alokasi program PEN daerah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 38,90 miliar,” tuturnya.
Sementara itu, Anggota Fraksi Partai Gerindra Titus Diah, turut menyoroti anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diberikan pemerintah pusat kepada Pemda Sumedang. Dia mengatakan, beberapa kegiatan yang menggunakan anggaran PEN, dinilainya kurang tepat sasaran.
“Untuk aturan atau regulasinya, saya memang kurang paham. Tapi kalau dijuknisnya harus pemulihan ekonomi, harusnya arahnya ke UMKM, pertanian, peternakan dan sebagainya,” ujar Titus kepada Sumeks, Senin (12/10).
Pemulihan ekonomi, lanjut Titus, harus dibagi kepada beberapa sektor. Salah satunya, pemberdayaan UMKM. “Tapi, kalau kaitannya kepada infrastruktur, itu harus ke daerah wisata. Karena salah satu fasilitas wisata akan mendongkrak ekonomi,” terangnya.
Diketahui, Pendapatan Asli Daerah (PAD) di tahun 2020 ini terbilang turun. Bahkan, anggaran transferan yang berasal dari pusat pun ikut turun.
“Karena, di kita aktifitasnya belum sehat seperti biasa. Bahkan, hari ini masyarakat yang tidak berjualan, jadi ingin berjualan karena tidak ada penghasilan. Sedangkan, bertani juga itu harus menunggu lama. Jadi mereka berbondong-bondong ingin melakukan usaha,” terangnya.