Dampak Pandemi Covid-19 Ternyata Banyak Orang yang Alami Gangguan Jiwa

BANDUNG – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Berli Hamdani mengatakan, selama pandemi covid-19 terjadi peningkatan kesehatan gangguan jiwa di Jabar.

Menurutnya, salah satunya akibat terlalu lama di rumah, biasa disebut cabine fever. Terjadi di awal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kemudian, belakangan gangguan jiwa karena Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dalam penggunaan Gadget (gawai).

“Terjadi disemua usia. Kalau sebelum pandemi dianak usia sekolah kecanduan game. Di masa pandemi dan AKB menimpa semua usia,” kata Berli kepada Jabar Ekspres di Bandung, Senin (12/10).

Saat ini, terang dia, yang mengalami kejiwaan banyak sekali faktornya terlebih dengan situasi covid ini juga semakin meningkatkan tekanan atau persoalan-persoalan yang harus diselesikan oleh setiap individu.

“Setiap anggota masyarakat yang pada umumnya memberikan dampak kejiwaan secara psikologis,” terangnya.

Iapun berharap dinas kesehatan berbagai daerah dapat lebih baik menanggulangi sekaligus mengatasi masalah kesehatan jiwa yang terjadi di Jabar.

“Penanggulangan kesehatan ini dimulai dari pelayanan kesehatan dasar yang berada di puskesmas, pos-pos terdekat bahkan kalau mungkin UKBM ini tentunya akan lebih baik, termasuk pada tingkat rujukan,” harapnya.

Dikatakannya, masalah kesehatan ganguan jiwa sendiri meliputi berbagai aspek. Salahsatunya depresi. Sehingga, ganguan jiwa terus meningkat menjadi beban konsekuensi sosial, hak asasi manusia, bahkan ekonomi termasuk di negara-negara yang sudah maju.

Untuk pencegahan ganguan jiwa sejak dini, dirinya menjelaskan perlu adanya jejaring kesehatan jiwa serta upaya-upaya pencegahan. Sehingga, ucap dia, jangan sampai masyarakat terkena gangguan kejiwaan.

“Permaslaahan terkait gangguan jiwa perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Upaya tersebut harus di integrasikan sehingga memberikan hasil yang optimal,” ucapnya.

Saat ini, terang dia, yang mengalami kejiwaan banyak sekali faktornya terlebih dengan situasi covid ini juga semakin meningkatkan tekanan atau oersoalan-persoalan yang harus diselesikan oelh setiap individu.

“Setiap anggota masyarakat yang pada umumnya memberikan dampak kejiwaan secara psikologis,” terangnya.

Iapun mengaku, bahwa sampai saat ini di Indonesia termasuk d Jabar, masih belum sependapat di setiap level pengambil kebijakan tentang pentingnya membuat program strtegis penanganan gangguan jiwa sejak dini.

Tinggalkan Balasan