Bisnis Menjanjikan Masa Pandemi

NGAMPRAH – Bagi sebagian pecinta ikan koi, memelihara koi dari anakan lebih banyak dipilih karena dianggap lebih mudah ketika dipelihara ketimbang membeli ikan koi yang sudah besar. Terlebih harga anakan ikan koi sangat terjangkau. Namun, bagi penghobi ikan hias itu, saat ini tengah menggandrungi ikan koi yang diimpor dari luar negeri.

Hal tersebut dikatakan, Kepala Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Jawa Barat, Deddy Arief Hendriyanto, menurutnya, ikan koi impor dianggap memiliki kualitas yang lebih baik ketimbang ikan koi lokal. Misalnya, dari segi fisik ikan koi impor, terutama dari Jepang memiliki warna lebih kontras.

”Jelas perbedaannya dari segi kualitas. Kualitas koi impor yang masuk Indonesia itu dari Jepang. Dari segi fisik biasanya warnanya lebih kontras, bersih, ukuran simetris, bentuk tubuh lebih bulat. Kalau yang lokal dari warnanya lebih pucat,” kata Deddy, Minggu (11/10).

Deddy menjelaskan, ikan koi impor yang masuk ke Indonesia pun terlebih dahulu diuji laboratorium untuk menghindarkan penularan penyakit bagi ikan lainnya. ”Untuk koi itu ada penyakitnya, namanya Herpes Virus. Untuk itu setiap ada koi dari luar negeri yang masuk ke sini akan diuji lab. Kemudian selama masa karantina  dilakukan pengamatan hingga hasil uji lab terbit. Jika terdeteksi membawa penyakit maka akan dimusnahkan,” jelasnya.

Hingga saat ini, kata Dedy, belum ada laporan yang menyebutkan jika ikan koi yang masuk ke Indonesia membawa penyakit yang bisa membahayakan. ”Untuk koi impor belum ada temuan penyakit yang menyebabkan zoonosis jadi masih aman. Tapi kami menjamin dengan cara melakukan surveilen setiap bulan,” tuturnya.

Menurutnya, impor dilakukan karena tuntutan para penghobi ikan koi. Ikan dari jepang menjadi ikan yang paling digemari karena nilai estetisnya yang melebih rata-rata.

”Target market rata-rata penghobi, baik pebisnis maupun penjabat. Hotel dan restoran serta tempat wisata juga sbg konsumen koi impor, karena mereka menganggap koi itu sebagai lambang keberuntungan,” akunya.

Sebetulnya Indonesia sudah mampu mengembangbiakkan ikan koi untuk memenuhi hasrat para penghobi, hanya saja kualitasnya bergantung pada keinginan pasar. ”Sebetulnya koi lokal juga bagus-bagus, tapi kan tergantung permintaan pasar. Koi Bandung misalnya pernah menjadi juara grand champion di kontes internasional. Tugas kita bersama mempromosikan ikan lokal agar bisa berkompetisi di dunia internasional,” pungkasnya. (mg6/rus)

Tinggalkan Balasan